Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Cara Menumbuhkan Fighting Spirit pada Anak

Filosofi tumbuhan bisa tumbuh di mana saja (pexels.com/Engin Akyurt)
Filosofi tumbuhan bisa tumbuh di mana saja (pexels.com/Engin Akyurt)

Samarinda, IDN Times - Setiap orang tua memiliki cara unik dalam mendidik anak-anaknya, dan pola asuh dalam keluarga berpengaruh pada karakter anak. Yang terpenting adalah menanamkan nilai-nilai hidup, kepercayaan agama, serta keberanian menghadapi tantangan hidup.

Seperti pepatah mengatakan, “Pelaut tangguh tidak lahir dari laut yang tenang.”

Anak yang mudah menyerah mungkin belum terbentuk jiwa berjuangnya. Penting untuk membangun fighting spirit karena di masa depan anak akan menghadapi masalah sendiri tanpa orang tua. Berikut beberapa cara menumbuhkan semangat juang pada anak.

1. Belajar mengatur keuangan sendiri

Mengatur keuangan (pexels.com/Karolina Grabowska)
Mengatur keuangan (pexels.com/Karolina Grabowska)

Di usia 7 tahun, kemampuan kognitif dan berhitung anak mulai berkembang. Ini waktu yang tepat mengajarkan manajemen uang. Mulailah dengan memberikan uang jajan mingguan, kemudian bertahap ke bulanan agar anak belajar mengatur sendiri.

Buat aturan dan konsekuensi agar anak belajar bertanggung jawab. Ajarkan juga mencari solusi alternatif jika uang habis sebelum waktunya, misalnya dengan berjualan kecil-kecilan.

2. Menjalankan proyek

Ilustrasi anak melakukan proyek medan listrik (pexels.com/Vanessa Loring)
Ilustrasi anak melakukan proyek medan listrik (pexels.com/Vanessa Loring)

Memberi anak proyek sederhana dapat melatih kemampuan analisis, perencanaan, dan pencapaian target. Jika hasil proyek tidak sesuai harapan, berikan refleksi positif agar anak tetap termotivasi mencoba hal baru.

3. Manajemen perjalanan

Potret keluarga berjalan bersama (pexels.com/Any Lane)
Potret keluarga berjalan bersama (pexels.com/Any Lane)

Di usia 10 tahun, anak bisa dilibatkan dalam merencanakan perjalanan keluarga. Beri kesempatan untuk menentukan tujuan, menghitung biaya, dan memilih transportasi. Ini tidak hanya melatih keterampilan manajemen, tapi juga mengembangkan minat anak. Berikan waktu untuk anak mempresentasikan pilihannya dan berdiskusi bersama.

4. Mengurangi memberikan bantuan

Ilustrasi anak merapikan perlengkapan makan (pexels.com/cottonbro studio)
Ilustrasi anak merapikan perlengkapan makan (pexels.com/cottonbro studio)

Mengajarkan tanggung jawab seiring perkembangan anak sangat penting. Gunakan prinsip 3T (Tega, Tegas, Tetap) agar anak belajar mandiri. Mulailah dari tugas sederhana, seperti toilet training atau merapikan barang pribadinya. Tanggung jawab ini akan membantu anak tumbuh sesuai dengan usia biologisnya.

5. Berdiskusi bersama anak

Potret kebersamaan keluarga (pexels.com/RODNAE Productions)
Potret kebersamaan keluarga (pexels.com/RODNAE Productions)

Diskusi dengan anak sangat penting untuk memperkuat hubungan orang tua dan anak. Mulailah dengan pertanyaan sederhana seperti “Bagaimana hari ini?”. Tinjau kembali hal-hal yang terjadi, beri masukan, dan pahami pola pikir anak. Dengan begitu, Ayah dan Bunda dapat membantu anak tetap pada jalur yang sesuai dengan nilai-nilai keluarga.

Menumbuhkan fighting spirit pada anak penting, tetapi tetap diimbangi dengan kebesaran hati ketika sesuatu tidak berjalan sesuai rencana. Membimbing anak di era informasi ini memang menantang, tapi dengan pendekatan yang tepat, orang tua dapat menemani tumbuh kembang anak dengan baik.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sri Gunawan Wibisono
EditorSri Gunawan Wibisono
Follow Us