Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Ini 5 Alasan Kenapa Ham Gak Aman buat Kucingmu

ilustrasi daging ham (pixabay.com/RitaE)
ilustrasi daging ham (pixabay.com/RitaE)

Balikpapan, IDN Times - Punya kucing di rumah memang bisa bikin hari-hari jadi lebih seru. Tapi sebagai pawrent yang sayang banget sama si meong, kamu juga harus bijak dalam memilih makanannya.

Kadang, karena merasa ham itu daging dan kelihatan lezat, kamu tergoda buat kasih potongan kecil ke kucing saat makan bareng. Padahal, di balik rasanya yang gurih, ham menyimpan bahaya tersembunyi buat si kucing kesayangan.

Secara teknis, kucing memang bisa makan ham. Tapi, menurut banyak dokter hewan, makanan olahan ini sebaiknya dihindari total karena kandungan zat tambahan di dalamnya bisa memicu berbagai masalah kesehatan.

Nah, buat kamu yang masih penasaran, ini dia 5 alasan kenapa ham bukan camilan aman untuk kucing:

1. Kandungan garam dalam ham bisa bikin kucing keracunan

ilustrasi cat food (freepik.com/freepik)
ilustrasi cat food (freepik.com/freepik)

Ham termasuk daging olahan yang super tinggi garam. Masalahnya, tubuh kucing gak dirancang buat ngolah natrium dalam jumlah besar. Menurut drh. Whitney Miller, hanya 0,05 sendok makan garam bisa bikin kucing mengalami keracunan natrium (salt poisoning).

Gejalanya? Muntah, diare, kejang, lemas, sampai kematian. Ngeri, kan? Apalagi kalau kucing kamu punya masalah ginjal atau jantung, efeknya bisa jauh lebih parah.

2. Banyak mengandung bahan pengawet dan zat aditif berbahaya

ilustrasi daging ham (pexels.com/Nicolas Postiglioni)
ilustrasi daging ham (pexels.com/Nicolas Postiglioni)

Sebagai produk olahan, ham gak cuma mengandung garam, tapi juga nitrat, pengawet, dan perasa buatan. Beberapa bahkan mengandung bawang putih atau bawang bombai—dua bahan yang sangat toksik bagi kucing.

Konsumsi zat ini bisa merusak sel darah merah si meong, memicu anemia, bahkan masalah organ serius. Jadi, meski cuma seiris kecil, risikonya gak bisa disepelekan.

3. Bisa menyebabkan keracunan lemak dan pankreatitis

ilustrasi kucing rebahan (freepik.com/topntp26)
ilustrasi kucing rebahan (freepik.com/topntp26)

Ham punya kadar lemak tinggi yang bisa memicu pankreatitis alias peradangan pada pankreas. Ini kondisi serius yang bikin kucing kesakitan, muntah-muntah, dan kehilangan nafsu makan.

Parahnya lagi, banyak pemilik gak sadar karena gejalanya muncul perlahan. Kucing tampak malas, murung, atau gelisah. Kalau telat ditangani, bisa berujung fatal.

4. Bisa ganggu sistem pencernaan kucing

ilustrasi kucing diperiksa dokter hewan (vecteezy.com/Olena Demydenko)
ilustrasi kucing diperiksa dokter hewan (vecteezy.com/Olena Demydenko)

Kucing bisa muntah atau diare setelah makan ham. Kenapa? Karena sistem pencernaannya gak bisa ngolah lemak berlebih dan zat asing dari makanan olahan.

Perubahan pola makan secara tiba-tiba juga bisa bikin kucing stres dan sakit perut. Jadi, walau dia kelihatan doyan, belum tentu itu baik buat perutnya.

5. Bukan sumber nutrisi yang dibutuhkan kucing

ilustrasi cat food (pexels.com/Helena Lopes)
ilustrasi cat food (pexels.com/Helena Lopes)

Kucing adalah obligate carnivore—butuh protein hewani murni, tanpa tambahan gula, karbo, atau lemak tinggi. Ham mungkin daging, tapi proses pengolahannya bikin nilai nutrisinya jauh berkurang.

Lebih baik kasih ayam rebus tanpa bumbu atau makanan kucing siap saji yang udah diformulasikan khusus. Menurut drh. Janae Saffold, kalau mau kasih daging, mending masak sendiri tanpa tambahan apa pun.

Ham mungkin kelihatan seperti camilan spesial, tapi justru bisa jadi sumber masalah buat kucingmu. Ingat, mereka gak butuh makanan manusia buat bahagia.

Yuk, lebih bijak dalam kasih makan si meong. Pilih makanan yang aman, sehat, dan sesuai kebutuhan nutrisinya, biar mereka bisa hidup panjang umur dan makin manja ke kamu!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sri Gunawan Wibisono
EditorSri Gunawan Wibisono
Follow Us