Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Jangan Terlalu Baik dalam Hubungan! Bisa-Bisa Kamu yang Merugi

ilustrasi pasangan kekasih (pexels.com/Eman Genatilan)
ilustrasi pasangan kekasih (pexels.com/Eman Genatilan)

Balikpapan, IDN Times - Pernah nggak sih, kamu merasa selalu berusaha bikin pasangan bahagia sampai lupa sama diri sendiri? Kadang, kita berpikir kalau semakin banyak berkorban, hubungan bakal semakin harmonis. Padahal, sikap terlalu baik justru bisa jadi bumerang yang bikin hubungan nggak sehat.

Yuk, cari tahu kenapa kamu perlu hati-hati dengan sikap ini agar hubungan tetap seimbang dan saling menghargai!

1. Terlalu banyak berkorban bikin kamu kehilangan diri sendiri

ilustrasi pasangan kekasih (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi pasangan kekasih (pexels.com/cottonbro studio)

Ngikutin semua keinginan pasangan, setuju sama semua rencana mereka, bahkan rela mengorbankan impian sendiri demi "harmoni"-kedengarannya romantis, tapi hati-hati! Kalau ini terus berlanjut, kamu bisa kehilangan jati diri.

Sebuah studi dari Emily A. Impett (2012) menunjukkan bahwa pengorbanan berlebihan bisa menurunkan kepuasan dalam hubungan dan meningkatkan keinginan untuk putus. Jadi, kalau kamu sering merasa lelah secara emosional atau mulai mempertanyakan kebahagiaan sendiri, mungkin saatnya mengevaluasi ulang.

2. Menoleransi perilaku buruk bukan berarti sabar, tapi bisa merugikan

ilustrasi pasangan kekasih (pexels.com/Antoni Shkraba)
ilustrasi pasangan kekasih (pexels.com/Antoni Shkraba)

Pernah ngalamin pasangan yang sering telat, suka kasih komentar pasif-agresif, atau menghindari obrolan serius? Kalau kamu memilih diam dan menganggap itu "bagian dari kesabaran", justru bisa memperburuk keadaan.

Dengan terus memaklumi, pasangan akan merasa nggak ada konsekuensi dari sikap mereka. Lama-lama, hubungan jadi berat sebelah dan kebutuhan kamu nggak dihargai. Berani menetapkan batasan adalah bentuk cinta pada diri sendiri!

3. Selalu menghindari konflik bisa merusak kedekatan emosional

ilustrasi pasangan kekasih (pexels.com/Vija Rindo Pratama)
ilustrasi pasangan kekasih (pexels.com/Vija Rindo Pratama)

Nggak mau ribut, akhirnya kamu memilih diam dan menekan perasaan sendiri. Awalnya terasa lebih damai, tapi kalau terus dipendam, bisa bikin kamu merasa terasing dalam hubungan.

Seiring waktu, pasangan jadi nggak tahu apa yang sebenarnya kamu rasakan, dan ini bisa menghambat keintiman. Kejujuran lebih penting daripada sekadar "harmoni" palsu. Kalau ada hal yang mengganggu, komunikasikan dengan baik supaya hubungan tetap sehat dan transparan.

4. Cinta yang sehat nggak diukur dari seberapa banyak kamu berkorban

Ilustrasi pasangan (pexels.com/Vija Rindo Pratama)
Ilustrasi pasangan (pexels.com/Vija Rindo Pratama)

Sering kali, kita mengira bahwa semakin banyak pengorbanan yang dilakukan, semakin besar cinta yang kita berikan. Padahal, cinta yang sehat justru tentang keseimbangan antara memberi dan menerima.

Jangan ragu untuk menetapkan batasan, mengungkapkan perasaan dengan jujur, dan tetap menjaga identitas diri dalam hubungan. Karena hubungan yang kuat dibangun di atas saling menghargai, bukan pengorbanan sepihak.

Jadi, mulai sekarang, yuk lebih sadar sama batasan diri dan jangan takut untuk menegaskan kebutuhanmu! Hubungan yang baik adalah hubungan yang bikin kamu berkembang, bukan yang bikin kamu kehilangan diri sendiri.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sri Gunawan Wibisono
EditorSri Gunawan Wibisono
Follow Us