Jangan Toleransi Kesalahan yang Sama Berulang Kali, Itu Pilihan!

Samarinda, IDN Times - Namanya juga manusia, nggak ada yang sempurna. Setiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing, termasuk pasanganmu. Tapi, apa itu berarti kamu harus terus-terusan menutup mata atas kesalahan yang dia lakukan berulang kali?
Banyak orang terjebak dalam hubungan toxic dengan alasan "terlanjur cinta", "demi anak", atau "bukti kesetiaan". Tapi, apakah semua itu cukup untuk mengorbankan kebahagiaan dan harga dirimu? Yuk, kita bahas lebih dalam!
1. Ada kekurangan mutlak yang selayaknya bisa dipahami pasangan

Sebenarnya, satu-satunya kekurangan pasangan yang layak ditoleransi adalah yang bersifat mutlak—alias sifat bawaan yang nggak bisa diubah. Contohnya, ada orang yang introvert atau ekstrovert, dan itu adalah bagian dari kepribadiannya. Kalau kamu nggak bisa menerima itu, lebih baik dari awal nggak menjalin hubungan.
Tapi beda cerita kalau pasanganmu terus mengulangi kesalahan yang sebenarnya bisa diperbaiki. Jika dia tetap melakukan hal yang menyakiti perasaanmu padahal sudah diberi kesempatan untuk berubah, itu bukan lagi kekurangan, tapi kesalahan yang disengaja.
2. Jangan pernah dibutakan oleh cinta

Dalam hubungan, cinta memang penting, tapi jangan sampai mengabaikan logika. Bertahan dengan seseorang yang nggak mau berubah justru bisa merugikan dirimu sendiri. Kalau dia tahu kamu selalu memaafkan, bisa jadi dia makin seenaknya dan menganggap permintaan maaf sebagai "jalan pintas" untuk mengulang kesalahan yang sama.
Jadi, penting untuk punya batasan yang jelas. Maaf itu boleh, tapi kalau kesalahan terus diulang tanpa ada usaha memperbaiki diri, kamu harus berani mengambil sikap.
3. Setia bukan artinya untuk disakiti

Banyak orang berpikir bahwa mempertahankan hubungan, meski disakiti, adalah bukti kesetiaan. Padahal, justru pasangan yang berulang kali melakukan kesalahanlah yang nggak setia. Dia nggak setia dengan janji untuk saling membahagiakan dan menjaga hubungan tetap sehat.
Kamu berhak bahagia dan dihargai. Kalau pasanganmu nggak bisa memberikan itu, kenapa harus terus bertahan?
4. Berpisah bisa jadi pilihan terbaik

Memang nggak mudah untuk melepaskan seseorang yang pernah jadi bagian penting dalam hidupmu. Tapi, perpisahan bukan berarti kegagalan—justru bisa jadi awal baru yang lebih baik untukmu.
Di satu sisi, kamu bisa terbebas dari hubungan yang nggak sehat dan mulai menyusun kembali kebahagiaanmu. Di sisi lain, pasanganmu juga bisa belajar bahwa kehilangan dirimu adalah konsekuensi dari sikapnya. Kadang, seseorang baru sadar akan kesalahannya setelah benar-benar kehilangan.
5. Pilihlah kebahagiaanmu sendiri

Jangan bertahan dalam hubungan yang hanya membuatmu terluka dengan alasan apa pun. Kamu berhak bahagia, dihargai, dan diperlakukan dengan baik. Jika pasanganmu nggak bisa memberikannya, mungkin sudah saatnya untuk pergi.
Ingat, cinta yang sehat adalah yang membuatmu tumbuh, bukan yang terus menerus menyakitimu. Jadi, ambil keputusan terbaik untuk dirimu sendiri, ya!