Tingkat Baca di Banjarmasin Tinggi tapi Fasilitas Perpustakaan Minim

Banjarmasin, IDN Times - Tingkat kegemaran membaca (TGM) buku di Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel) cukup tinggi dengan angka skor 77 di mana masuk kategori tinggi. Namun, tingginya TGM tidak diimbangi dengan jumlah perpustakaan yang memadai.
Saat ini, Banjarmasin hanya memiliki tiga perpustakaan berlokasi di Siring Tendean, Taman Kamboja, dan Mall Pelayanan Publik.
1. Perpustakaan keliling tingkatkan minat baca

Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Banjarmasin Dwi Susanti menyatakan, bahwa meskipun fasilitas perpustakaan masih terbatas, pihaknya terus berupaya meningkatkan literasi warga.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah menyediakan perpustakaan keliling yang rutin beroperasi di berbagai sudut kota. Mobil perpustakaan keliling, terutama jenis Hilux, sering mengunjungi sekolah-sekolah mulai dari PAUD, SD, hingga SMP, serta sesekali singgah di ruang terbuka di Banjarmasin.
“Kita punya tiga perpustakaan dan tiga unit perpustakaan keliling. Alhamdulillah, kegemaran membaca di kota ini cukup baik,” ujar Dwi.
2. TGM Banjarmasin melebihi target nasional

Dwi juga menyampaikan bahwa TGM Kota Banjarmasin telah berhasil melebihi target nasional, yaitu mencapai skor 77, sementara target nasional hanya 66,77.
Meskipun sudah mencapai target, dinasnya terus berupaya meningkatkan kunjungan ke semua perpustakaan. Saat ini, mereka telah menyediakan 13 ribu buku dari berbagai jenis dan judul untuk mendukung upaya tersebut.
Dari tiga perpustakaan yang ada, perpustakaan di Taman Kamboja adalah yang paling banyak dikunjungi. Lokasinya yang berada di area taman membuat banyak warga memilih bersantai sambil membaca buku.
“Kita terus berupaya meningkatkan pengunjung perpustakaan. Semakin banyak yang berkunjung, semakin baik untuk kemajuan Kota Banjarmasin,” tambahnya.
3. Pengelola perpustakaan dikumpulkan untuk akreditasi

Baru-baru ini, pihaknya juga menggandeng seluruh pengelola perpustakaan SD hingga SMP sederajat, yang berjumlah sekitar 300 orang, untuk persiapan akreditasi perpustakaan.
Dwi menjelaskan bahwa akreditasi perpustakaan penting karena terkait dengan standar fasilitas. Standar tersebut mencakup kenyamanan pembaca, jumlah minimal koleksi buku, dan pelayanan yang disediakan. Setiap perpustakaan minimal harus menyediakan dua ribu buku.
“Jika semua aspek ruangan, koleksi buku, dan pelayanan terpenuhi, asesor dari daerah akan menilai akreditasinya. Saya harap semuanya baik dan memenuhi standar perpustakaan,” tutupnya.