37 Kelompok Meriam Karbit Siap Getarkan Pontianak Malam Lebaran

Pontianak, IDN Times - Sebanyak 37 kelompok meriam karbit di Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) siap memeriahkan malam Idul Fitri 1446 Hijriah.
Seluruh kelompok pemain karbit tengah mempersiapkan meriam mereka. Mereka mulai mendekorasi perlengkapan meriam karbit, hingga menghias meriam dengan cat aneka warna bermotif corak insang khas Pontianak.
Bahkan beberapa di antaranya, ada yang melakukan uji coba menyulut meriam untuk memastikan bunyi yang dihasilkan menggelegar.
1. 37 kelompok meriam karbiat siap gelegarkan Pontianak

Dari data yang dihimpun Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Pontianak, kelompok pemain meriam karbit berjumlah total 37 kelompok. Dari jumlah tersebut, terbagi dalam dua wilayah, yakni Pontianak Timur berjumlah 19 kelompok dan Pontianak Selatan-Tenggara 18 kelompok.
Seremoni Eksibisi Meriam Karbit akan dipusatkan di Jalan Tanjung Harapan Gang Kejora Kelurahan Banjar Serasan Kecamatan Pontianak Timur, Minggu (30/3/2025) mulai pukul 19.30 WIB.
Pembukaan Eksibisi Meriam Karbit akan dihadiri Wali Kota dan Wakil Wali Kota Pontianak, Forkopimda, jajaran Pemerintah Kota Pontianak dan Pemerintah Provinsi Kalbar dan tamu undangan lainnya.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menyebutkan, sebagai permainan tradisional rakyat yang sudah ada sejak dulu, meriam karbit telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016.
“Oleh sebab itu, permainan meriam karbit ini patut kita lestarikan sebagai kekayaan budaya yang dimiliki Kota Pontianak sehingga setiap tahun permainan ini rutin kita selenggarakan,” ungkapnya, Sabtu (29/3/2025).
2. Kelompok meriam karbit jumlahnya mulai menurun

Peserta atau kelompok pemain meriam karbit tahun ini jumlahnya menurun. Data mencatat, tahun 2024 kelompok meriam karbit berjumlah 41 kelompok, sedangkan tahun 2025 berjumlah 37 kelompok. Merosotnya jumlah warga yang memainkan meriam dikarenakan tingginya biaya yang dikeluarkan untuk membuat meriam dan kesulitan bahan baku kayu balok.
Untuk mengatasi persoalan itu, Edi mengungkapkan rencana untuk menginisiasi program dukungan, seperti subsidi atau sponsor, guna meringankan beban masyarakat dalam melestarikan budaya permainan meriam karbit.
“Kita akan evaluasi ke depan, kalau program ini sangat menunjang pariwisata, kenapa tidak? Kita kan mempertimbangkan langkah-langkah yang lebih konkret,” tuturnya.
3. Ajak semua pihak berkolaborasi

Edi juga berharap adanya dukungan dari dunia usaha untuk kelompok-kelompok pembuat meriam karbit tradisional, yang selama ini dikenal sebagai bagian dari tradisi masyarakat Pontianak. Hal ini sebagai bentuk dukungan yang melibatkan kolaborasi dengan pihak swasta.
“Kita berharap semua pihak dapat berkolaborasi, dengan kerja sama yang baik, kita dapat memajukan pariwisata dan mempertahankan tradisi budaya di Pontianak,” tuturnya.
Diketahui, Meriam karbit merupakan permainan rakyat yang menjadi tradisi setiap bulan Ramadan dan malam Idulfitri di Kota Pontianak. Meriam tersebut terbuat dari kayu mabang atau meranti dengan ukuran diameter antara 50 - 70 centimeter dan panjang kisaran 5 hingga 6 meter.
Untuk membunyikannya, dibutuhkan bahan bakar berupa karbit. Kemudian terdapat lubang pada bagian meriam untuk tempat menyulutkan api hingga menghasilkan bunyi yang menggelegar.