Anggur Shine Muscat yang Beredar di Balikpapan Aman Dikonsumsi

Balikpapan, IDN Times - Peredaran anggur hijau Shine Muscat sempat membuat heboh setelah ditemukan residu kimia berbahaya di Thailand. Hal ini membuat khawatir pencinta buah itu, termasuk bagi warga Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur.
Di Balikpapan, anggur hijau shine muscat ini rupanya juga beredar luas di pasaran. Pemerintah melalui Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DP3), merespon dengan melakukan uji sampel.
1. Hasil pengujian lima sampel negatif residu berbahaya

Tim Keamanan Pangan dari Dinas Pangan Pertanian dan Perikanan (DP3) Kota Balikpapan mengambil sampel dan menguji dengan rapid test kit pestisida pada kelima jenis atau merek anggur hijau muscat dari tiga lokasi.
"Pengujian dengan rapid test dari kelima merek anggur Shine Muscat hasilnya negatif residu kimia berbahaya," kata Kepala DP3 Balikpapan Sri Wahjuningsih.
DPTPH (Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura) Provinsi Kaltim juga merilis surat bernomor 500.1.4.3/1054/DPTPH-V. Isi surat tersebut adalah mengimbau Dinas Pangan atau Unit Kerja yang menangani Keamanan Pangan di Kabupaten/Kota se-Kaltim untuk melakukan pengawasan dan pendataan peredaran Anggur Shine Muscat di wilayahnya.
2. Dinas Perdagangan awasi peredaran anggur hijau muscat

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Balikpapan Haemusri Umar menegaskan, akan terus berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk mengawasi peredaran anggur hijau impor tersebut.
"Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengawasi peredaran anggur hijau Shine Muscat," kata dia.
3. Masyarakat diimbau selalu mencuci anggur sebelum mengonsumsinya

Sebelumnya, Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi, memberikan pernyataan resmi mengenai hasil uji cepat residu pestisida pada anggur impor jenis Shine Muscat.
Dalam uji yang dilakukan terhadap 350 sampel, ditemukan bahwa 90 persen sampel negatif residu pestisida, sementara 10 persen terdeteksi positif, namun dengan kadar yang masih di bawah ambang batas maksimum residu (BMR).
“Kami juga telah melakukan uji laboratorium terhadap 240 senyawa residu pestisida pada anggur ini. Hasilnya menunjukkan 219 senyawa negatif dan 21 senyawa terdeteksi mengandung residu, namun kadar yang terdeteksi masih sangat jauh di bawah BMR,” ujar Arief dalam Konferensi Pers Bapanas di Jakarta, Senin (4/11/2024).
Arief menegaskan bahwa tidak ditemukan senyawa berbahaya, seperti yang diberitakan di Thailand, yaitu klorpirifos dan endrin aldehyde. Ia mengingatkan masyarakat bahwa pihaknya akan mengambil tindakan tegas apabila produk yang tidak aman ditemukan beredar di pasaran.
“Kami akan memberikan peringatan kepada pelaku usaha dan menarik produk tersebut dari peredaran untuk mencegah dampak lebih luas terhadap kesehatan masyarakat,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Arief juga mengimbau masyarakat untuk selalu mencuci buah anggur yang telah dibeli sebelum mengonsumsinya.
“Tindakan ini sangat penting untuk mengurangi risiko adanya residu atau kotoran lain yang mungkin masih menempel di permukaan buah. Mengingat anggur adalah komoditas yang dapat langsung dikonsumsi tanpa pengupasan, penting bagi masyarakat untuk mencuci setiap buah sebelum dikonsumsi,” tegasnya.