Dewan Sangsi Proyek Desalinasi Air Laut di Balikpapan Dapat Terwujud

Balikpapan, IDN Times - Pemerintah Kota Balikpapan berencana membangun instalasi desalinasi air laut untuk menambal defisit air baku di Balikpapan. Proyek ambisius ini sebelumnya ditargetkan mulai dikerjakan pada tahun ini, dengan memanfaatkan air payau dari Sungai Somber, Balikpapan Barat.
Proyek yang ditaksir butuh anggaran sekitar Rp50 miliar hingga Rp60 miliar tersebut, hingga kini tak kunjung terealisasi. Ketua Komisi II DPRD Kota Balikpapan, Fauzi Adi Firmansyah menilai rencana pembangunan instalasi desalinasi air payau di Balikpapan sulit terealisasi. Ia mengatakan bahwa proyek tersebut masih berada dalam tahap konsep.
1. Desalinasi belum terbukti

Fauzi menambahkan, proyek pembangunan instalasi desalinasi juga pernah digagas di Batam. Komisi II DPRD Balikpapan, sebut dia bahkan sudah meninjau langsung ke PDAM Batam untuk memastikan.
"Informasinya kan di Batam ada desalinasi, ketika kami cek ternyata belum berjalan," kata politikus Partai Golkar ini,
Ada pun pemanfaatan desalinasi air laut justru sudah dilakukan di sebuah hotel di Bali. Namun, kata Fauzi, kapasitasnya masih sangat kecil.
"Kalau dalam skala besar untuk keperluan masyarakat, belum ada satu daerah pun di Indonesia," ujar dia.
2. Kebut pembangunan Embung Aji Raden

Melihat kondisi di lapangan, Fauzi mengaku lebih cenderung mempercepat proses pembangunan Embung Aji Raden di Kelurahan Lamaru, Balikpapan Timur.
"Kami mendorong agar proses pembebasan lahan seluas 70 hektare di sana bisa segera tuntas, sehingga proyek bisa segera berjalan," kata dia.
Embung Aji Raden memang sudah sejak lama direncanakan sebagai sumber air baku bagi masyarakat Balikpapan. Jika selesai terbangun, embung seluas 200 hektare ini mampu menyuplai kebutuhan air hingga 150-200 liter per detik.
3. Dorong percepatan SPAM Sungai Mahakam

Terpisah, Ketua Komisi III DPRD Kaltim, Abdulloh, punya pendapat berbeda. Menurut wakil Balikpapan di DPRD Kaltim ini, sebanyak apapun embung yang dibangun tidak akan menjadi solusi kekurangan air Balikpapan.
"Embung atau waduk di Balikpapan ini tadah hujan, bukan seperti di Pulau Jawa yang mengandalkan air dari sungai besar. Artinya ketika musim kemarau, pasti kering," katanya.
Yang paling realistis menurut dia adalah membeli air curah dari Sungai Mahakam, sungai terpanjang di Kaltim.
"Tinggal pasang pipa ke Balikpapan,” katanya.
Abdulloh mengatakan, rencana ini juga sudah masuk pembahasan di tingkat provinsi, dengan membangun sistem penyediaan air minum (SPAM) Sungai Mahakam. Untuk merealisasikan proyek ini, diperkirakan perlu duit Rp800 miliar, yang akan dibantu APBD Provinsi Kaltim.
“Tentu realisasinya akan melibatkan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV,” kata dia.