Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Hasil Skrining Kesehatan di Sekolah: Ratusan Pelajar di Pontianak Depresi

Ilustrasi Depresi (Sumber : www.halodoc.com)
Ilustrasi Depresi (Sumber : www.halodoc.com)

Pontianak, IDN Times - Sebanyak 600 pelajar SMA di Kota Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar) yang tercatat mengalami depresi.

Temuan tersebut berdasarkan hasil skrining yang dilakukan Puskesmas dalam program pemeriksaan kesehatan gratis di sekolah-sekolah.

“Tadi (perwakilan) puskesmas menyampaikan tentang hasil pemeriksaan kesehatan gratis di sekolah-sekolah dan saya cukup kaget ada 600 lebih anak kita tingkat SMA menderita depresi,” ucap Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh, Minggu (9/11/2025).

1. Faktor akademik dan keluarga jadi pemicu

IMG_8945.jpeg
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh. (IDN Times/Teri).

Nihayatul bilang, ada sejumlah faktor yang menjadi pemicu depresi pada pelajar, mulai dari tekanan akademik hingga masalah keluarga.

“Faktornya berbagai macam mulai dari beban sekolah, keluarga, sosial dan senagainya. Ini sinyal bahwa kesehatan jiwa harus menjadi prioritas,” paparnya.

Atas temuan tersebut, Komisi IX DPR RI juga mendorong penguatan sarana penunjang deteksi dini gangguan jiwa di seluruh puskesmas.

2. Dorong seluruh Puskesmas miliki alat pendeteksi gangguan jiwa

ilustrasi depresi (pexels.com/MART PRODUCTION)
ilustrasi depresi (pexels.com/MART PRODUCTION)

Nihayatul mencontohkan Puskesmas Saigon yang telah memiliki alat pendeteksi gangguan jiwa, namun fasilitas serupa belum tersedia di seluruh puskesmas.

“Kami akan melihat anggarannya, supaya alat deteksi dini ini bisa tersedia di semua puskesmas. Dengan begitu, gangguan jiwa bisa terdeteksi lebih cepat dan penanganannya juga lebih cepat,” ucapnya.

3. Stress juga terjadi karena tekanan sosial di era digital

Ilustrasi sosial media (Pixabay/Erik_Lucatero)
Ilustrasi sosial media (Pixabay/Erik_Lucatero)

Sedangkan, Direktur RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak, Eva Nurfarihah menuturkan bahwa, peningkatan kasus depresi di kalangan remaja salah satunya disebabkan oleh tekanan sosial di era digital.

“Anak-anak sekarang mudah merasa tidak percaya diri ketika unggahannya di media sosial tidak mendapat banyak respons. Faktor psikologis seperti ini turut berpengaruh,” ungkapnya.

Dia mengatakan sejak Februari hingga kini, RSUD SSMA mencatat sekitar 600 pasien gangguan jiwa telah berkunjung, dengan rata-rata 124 pasien per bulan.

“Gangguan yang paling terbanyak adalah kecemasan dan depresi, yang sejalan dengan temuan hasil skrining di puskesmas,” lanjutnya.

Eva menjelaskan bahwa kendala utama pelayanan kesehatan jiwa di rumah sakit yang dipimpinnya adalah keterbatasan ruang dan sarana khusus untuk pasien jiwa.

“Kami belum memiliki ruangan khusus untuk perawatan pasien jiwa. IGD kami masih bersifat umum, begitu pula polikliniknya. Namun, sejak Februari kami sudah memiliki dokter spesialis kejiwaan atau psikiater dan membuka poliklinik jiwa,” tukasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us

Latest News Kalimantan Timur

See More

Otorita Sebut Pengungkapan Tambang Ilegal di IKN Bukan Pengalihan Isu

09 Nov 2025, 19:44 WIBNews