Balikpapan, IDN Times - Sebanyak 12 rumah warga Jalan Sungai Wain Soekano-Hatta km 15, Kelurahan Karang Joang, Kecamatan Balikpapan Utara, ambles karena tanah longsor. Akibatnya sebanyak 33 warga penghuni rumah-rumah ini terpaksa dievakuasi dan tinggal di tenda darurat.
“Warga korban rumahnya ambles, akibat longsornya Jalan Sungai Wain untuk sementara kita evakuasi,” ujar salah seorang korban yang rumahnya ambles Yasin (53), Minggu (10/4/2021).
Pemerintah Kota Balikpapan pun melakukan evakuasi kepada warga terdampak longsor dan mengungsikan mereka ke empat tenda. Sementara, sebagian warga lainnya mengungsi ke rumah sanak saudara mereka.
Sementara itu, Sopyan, Ketua RT 33, Kel Karang Joang, Balikpapan Utara, menjelaskan kejadian tanah bergerak ini sudah sejak sebulan yang lalu namun dalam dua minggu terakhir ini semakin parah.
Menurutnya, gerakan tanah ini mengakibatkan rumah bergerak ke samping, belakang, juga ke depan dan belakang jadi membahayakan jika warga tetap tinggal di rumah tersebut.
“Panjang amblesnya ada sekitar 100 meter lebar 5 meter, kemudian turun hingga satu meter dari badan jalan. Karena dipastikan akan ada longsor susulan, maka rumah-rumah ini harus dikosongkan,” tegasnya.
Pihaknya kemudian menggunakan terpal guna menutupi tanah yang ambles. Terpal ini menurutnya bantuan dari Dinas Sosial dan BPBD Balikpapan.
Selain itu, pihaknya juga meminta agar pemerintah melalui Dinas Pekerjaan Umum untuk melakukan antisipasi agar tanah longsor ini tak semakin parah.
“Kami minta supaya cepat diperbaiki, agar tidak tambah parah. Belum lagi kondisi cuaca begini hujan terus, “ tukasnya.
Warga sudah hampir dua minggu sudah mengungsi ke tenda pengungsian mereka berharap bantuan dari pemerintah untuk menyewa rumah. Menurutnya, wali kota serta anggota dewan, lurah dan camat telah meninjau langsung lokasi longsor ini.
“Kami berharap ada bantuan uang sewa rumah karena tidak mungkin hidup di tenda terus menerus, meski juga disiapkan tempat MCK dari BPBD," katanya.
Sementara itu, katanya, untuk sementara makanan sehari-hari warga di pengungsian mendapatkan bantuan nasi bungkus. “Selain itu warga juga membangun posko bencana dan dapur umum bagi para korban, tapi kan semuanya sifatnya sementara,” tutupnya.