Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
GERAK Perempuan lakukan aksi di Monas untuk memeringati hari International Women’s Day, di halaman Monas, Minggu (8/3) (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Balikpapan, IDN Times - Dominasi dalam peranan gender yang membungkus pemikiran masa lalu sedikit demi sedikit mulai terhapuskan. Meski dalam beberapa kasus, sistem partriarki masih kerap ditemukan. Namun banyak yang sadar bahwa gender tak memengaruhi keberhasilan otoritas.

Wanita juga kini dianggap lebih mampu membawa perubahan dalam sistem kehidupan. Keputusannya pun tak bisa diremehkan. Di era modernisasi, keterlibatan perempuan sudah mulai ditunjukkan pada masa-masa menempuh pendidikan di perguruan tinggi. Selain matang dalam berpikir, istilah 'perempuan tak bisa menggunakan logika' dalam menjalankan misi itu bisa terpatahkan. 

Dalam lingkup organisasi di salah satu kampus terkenal di Balikpapan, Universitas Balikpapan (UNIBA) justru mengakui kemampuan perempuan dalam hal kepemimpinan.  

"Bahkan hasil dari langkah mereka (perempuan) di lingkup kampus, termasuk dalam sebuah forum yang mereka bentuk itu terlihat. Beberapa kegiatan kami di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) juga sering dikoordinatori oleh perempuan. Jadi saya rasa mereka pun sangat pantas untuk memimpin," kata Presiden Mahasiswa BEM UNIBA, Jodi Viki, saat dihubungi IDN Times, Jumat (25/2/2022). 

1. Akui perempuan mampu memimpin

Presma BEM Universitas Balikpapan, Jodi Viki

Meski dalam komposisi di BEM perempuan hanya bisa dihitung jari, tetapi dari segi elektabilitas dan kapasitas, Jodi sangat mengakui mereka. Bahkan, kata dia, perempuan-perempuan yang diberi kesempatan memimpin itu bisa menyaingi kaum adam. 

"Di kepengurusan saya, perempuan ada enam orang dari 20 orang anggota BEM. Itu bukan karena kami tidak menjaring banyak perempuan dalam pemilihan lalu, tetapi sempat ada kendala saat penjaringan. Namun enam orang itu mampu menjalankan tugasnya dengan baik," kata dia.

Jodi pun memberikan doktrin yang sama pada semua anggotanya tanpa memandang gender. Dan sejauh ini, arahannya pun dapat diterima dan dilakukan dengan baik untuk semua gender. Karena menurutnya kesetaraan gender itu bukan masalah keistimewaan bagi satu gender, tetapi kemampuan menjalankan urusan tanpa memandang jenis kelamin.

2. Siap mendampingi korban melalui Rumah Kajian Advokasi

Editorial Team

Tonton lebih seru di