Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Produksi Minyak Sawit Berkelanjutan, Begini Strategi Kutim

Sumber Gambar: huffpost.com

Samarinda, IDN Times - Pengembangan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kutim tak hanya berpotensi menghasilkan crude palm oil (CPO) saja, namun ternyata bisa diproduksi untuk pengadaan minyak sawit berkelanjutan serta ramah lingkungan. Proyek global ini telah dipresentasikan Deutsche Gesellscharft fur International Zusammenarbeit (GIZ) GmbH kepada Bupati Kutim H Ismunandar, Kamis (3/1/2019), di Samarinda.

1. Proyek ini dikerjakan GIZ mewakili pemerintah Jerman

IDN Times/Humas Pemkab Kutim

Dari penjelasan Deputy Programme Director GIZ Ade Cahyat, program dengan dana pihak GIZ ini mencapai EUR 5,2. Khusus di Indonesia yakni di Kaltim dengan pilihan daerah Kutim bakal menelan dana senilai EUR 2,1, untuk produksi berkelanjutan. 

"Kline (donor) adalah International Climate Initiative (ICI) dibawah naungan Kementerian Libgkungan Hidup dan Keamanan Nuklir Republik Federal Jerman. Proyek ini akan dikerjakan GIZ mewakili pemerintah Jerman," kata Ade didampingi Rosdiana, Office Manager Fores and Climate Change Programme (Forclime) GIZ.

2. Tantangan keberlanjutan industri minyak sawit bagi Indonesia

naturalfoodseries.com

Dalam program ini GIZ bermitra dengan Bappenas, Pemprov Kaltim serta Pemkab Kutim. Sebelumnya disampaikan bahwa latar belakang program ini adalah untuk keberlanjutan industri minyak sawit penting untuk perekonomian Indonesia. Sebagai pendekatan rantai pasok bebas deforestari yang berpotensi mempengaruhi praktik produsen besar-besaran. Tantangannya adalah untuk menjaga partisipasi petani mandiri dalam rantai pasok global. Selain itu petani mandiri masih kekurangan dukungan untuk memenuhi standar keberlanjutan. Sehingga mengakibatkan rendahnya produktivitas dan profitabilitas.

"GIZ berpengalaman dengan Thailand dalam mendukung petani mandiri untuk mencapai standar RSPO dan mengelola sekretariat FONAP di Jerman," sebutnya di hadapan Bupati dan beberapa pejabat Pemkab Kutim.

3. Strategi untuk mencapai target program

pexels/negative space

Menurutnya pendekatan berkelanjutan di tingkat lokasi adalah pendekatan yang baik. Namun kemajuannya selama ini sangat lambat. Dikatakan olehnya sesuai rekomendasi para ahli bahwa pendekatan berkelanjutan layak untuk dicoba menpercepat kemajuan. Agar target program lebih jelas, dipaparkan pola produksi dan konsumsi minyak sawit berkelanjutan, model hasil yang disederhanakan untuk implementasi di Indonesia. Tetapi semuanya harus melalui tiga tahapan. Yaitu perencanaan tata guna lahan dan pendaftaran lahan desa-desa percontohan, kemitraan rantai pasok berkelanjutan di desa percontohan serta keberlanjutan jurisdiksi kabupaten.

4. Ramah lingkungan berpengaruh pada kemajuan petani

pixabay.com

Program ini memerlukan dukungan dari Pemkab berupa penyusunan rencana perkebunan daerah. Daerah diharapkan mengelola forum komunikasi perkebunan berkelanjutan, mengintegrasikan prosedur identifikasi dan perlindungan ABKT kedalam proses AMDAL. Menggunakan rencana tata guna lahan desa sebagai rujukan RDTR kabupaten. Melakukan perbaikan tata kelola sistem satu data, terutama untuk data terkait lahan hutan dan perkebunan. Memperkuat dukungan percepatan registrasi kepemilikan lahan petani serta penguatan kapasitas sistem penyuluhan dan pendukung pertanian.

Setelah mendengar penjelasan dimaksud, Ismu didampingi Seskab H Irawansyah dan Kepala Bappeda H Sumarjana mengaku mengapresiasi program tersebut. Karena ramah lingkungan dan berpihak kepada kemajuan petani. Serta yang paling penting tidak menggunakan dana pemerintah.

"Kami mengapresiasi program GIZ ini. Dalam implementasinya nanti bisa dilakukan koordinasi dan komunikasi lebih lanjut. Dibarengi evaluasi berkesinambungan," jelas Ismu. 

Share
Topics
Editorial Team
Humas Kutai Timur
Ester Ajeng
Humas Kutai Timur
EditorHumas Kutai Timur
Follow Us