Proyek Rumah Sakit Balikpapan Barat Dikritik DPRD, Progres Lambat

Balikpapan, IDN Times - Pembangunan rumah sakit di Kecamatan Balikpapan Barat kembali menuai sorotan tajam dari DPRD Kota Balikpapan. Komisi IV DPRD menilai progres proyek yang terletak di Jalan Letjen Suprapto, Gang Perikanan, RT 16, Kelurahan Baru Ulu, sangat lambat dan jauh dari target.
Dalam inspeksi mendadak (sidak) pada Selasa (14/1/2025), Ketua Komisi IV DPRD Balikpapan, Gasali, menemukan banyak material bangunan yang hanya menumpuk di lokasi tanpa ada pemasangan.
“Material hanya dibiarkan menumpuk di lokasi. Kalau terus seperti ini, kapan selesai? Progresnya sangat mengecewakan,” ujar Gasali.
1. Proyek diperpanjang 180 hari

Proyek yang seharusnya rampung pada 2024 itu kini mendapat perpanjangan waktu hingga 180 hari akibat berbagai kendala. Gasali menegaskan bahwa tambahan waktu tersebut harus digunakan dengan maksimal.
“Kontraktor harus lebih sigap dan menambah tenaga kerja. Jika tidak ada perkembangan signifikan, kami tidak akan ragu mengevaluasi kontrak, bahkan mempertimbangkan pemutusan kerja sama,” tegasnya.
2. Dewan minta dinas terkait lebih proaktif

DPRD juga meminta dinas terkait dan konsultan pengawas lebih aktif dalam memantau proyek serta memberikan solusi teknis untuk mempercepat pembangunan. Menurut Gasali, rumah sakit ini sangat dinantikan oleh masyarakat Balikpapan Barat yang membutuhkan akses kesehatan.
“Kami berharap semua pihak dapat berkolaborasi agar proyek ini selesai tepat waktu. Kalau perpanjangan waktu ini tidak dimanfaatkan dengan baik, konsekuensinya bisa sampai pada pemutusan kontrak dan pencantuman dalam daftar hitam,” tambahnya.
3. Dalih kontraktor

Sementara itu, Site Manager PT Ardi Tekindo Perkasa, Wahyu Kurniawan, menjelaskan bahwa salah satu kendala utama proyek adalah masalah lahan yang belum selesai. Ia mengungkapkan bahwa persoalan ini sudah dilaporkan sejak Agustus 2024, tetapi baru terselesaikan pada akhir Desember 2024.
“Masalah lahan yang belum tuntas membuat kami tidak bisa membangun siring di sisi laut. Hal ini sangat menghambat pekerjaan,” jelasnya.
Ia menambahkan, tanpa siring, pekerjaan di area depan proyek terganggu akibat pasang surut air laut yang sering membanjiri lokasi. Meski begitu, pihaknya tetap berupaya melanjutkan pekerjaan sesuai arahan.