Otorita Ibu Kota Nusantara Bahas Pembangunan IKN Bersama Pakar
70 persen area IKN akan dilestarikan jadi hutan tropis
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Perencanaan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur (Kaltim) terus berproses. Digadang-gadang, IKN yang rencananya berlokasi di Kaltim ini akan berkonsep sebagai kota hijau dan inklusif. Otorita Ibu Kota Nusantara pun kini telah dilantik Presiden Joko "Jokowi" Widodo, yakni Bambang Susantono dengan wakil Dhony Rahajoe.
Untuk mewujudkan visi tersebut, Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) pun menjalin komunikasi dan bertukar pengetahuan, pengalaman, konsep serta ide dengan praktisi yang berpengalaman. Mereka adalah praktisi yang terlibat dalam menciptakan kota berkelanjutan dan layak huni di dunia.
"Kami berharap bisa menghasilkan kota yang smart, berkelanjutan, dan tangguh. Ibu Kota Nusantara (IKN) akan mengembangkan teknologi yang dapat meningkatkan kesejahteraan dan mutu kehidupan. Disertai teknologi smart city sebagai sarana pemampu untuk mewujudkan kota yang layak huni dan kualitas yang baik," ungkap Ketua Bidang Koordinasi Transformasi Teknologi dan Inovasi Tim Transisi Pendukung Persiapan, Pembangunan, dan Pemindahan Ibu Kota Negara Mohammed Ali Berawi.
Baca Juga: Kepala BKPSDM PPU Enggan Ditanya tentang Persoalan THL
1. Area IKN berpotensi karbon netral, bahkan negatif
Ia menyebutkan, teknologi menjadi unsur penting demi meningkatkan mutu kehidupan orang-orang yang berada di sekitar IKN, atau mereka yang terlibat di dalamnya. Mohammed Ali Berawi mengungkapkan hal ini dalam rapat kerja perdana Nusantara Expert Group Meeting.
Rapat kerja ini bertemakan Planning and Developing a New Green and Livable City: Identifying Relevant Next Practices". Kegiatan ini adalah hasil kerja sama Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Asian Development Bank (ADB), dan Department of Foreign Affairs and Trade Australian Government secara virtual pada Selasa (21/06/2022).
Ia menyebutkan, IKN diharapkan menjadi kota hijau yang berkarbon negatif. "Dari 260.000 hektare yang luasannya 4 kali lipat dibandingkan Jakarta. Yaitu sekitar 70 persen area IKN akan dilestarikan sebagai hutan tropis," tuturnya.
Menurutnya kota ini memiliki potensi menjadi kota karbon netral bahkan karbon negatif. "Yang menyerap karbon dioksida lebih banyak daripada yang dihasilkan," tutur Ali Berawi.
Baca Juga: Infrastruktur PPU Terancam Ketinggalan Dibandingkan IKN Nusantara