Banyak yang Tak Tahu, BKSDA: Jika Ketemu Monyet, Jangan Diberi Makan
Hakikat satwa liat mencari mencari makanannya sendiri
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) satwa liar seperti monyet masih dapat dijumpai muncul di pinggir jalan kota. Biasanya monyet-monyet ini turun sekadar untuk bermain atau mencari makanan. Untuk wilayah Balikpapan hingga Kutai Kartanegara, ada dua tempat asri yang masih banyak monyetnya.
Yakni di Hutan Kota Jalan Minyak, Kota Balikpapan dan di hutan bukit Kilometer 38, akses menuju Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara. Jika diperhatikan, di Jalan Minyak monyet-monyet sudah jarang terlihat. Tetapi di Kilometer 39, gerombolan monyet akan berlarian di jalan pada waktu siang dan sore hari.
Meski banyak kendaraan lalu lalang ingin menuju ke arah Sepaku, nampaknya monyet-monyet di sana tak takut. Rupanya, satwa yang ada di sana adalah monyet ekor panjang. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim Ivan Yusfi.
"Jadi monyet ekor panjang ini memang terkenal paling adaptif, bisa hidup di lingkungan manusia yang tidak ada hutannya," ujar Ivan
Baca Juga: Bertemu Jokowi, Ini yang Disampaikan para Tokoh Adat Kaltim
1. Tak boleh diberi makan
Kemunculan gerombolan satwa bernama latin Macaca fascicularis ini ke jalan pun sebenarnya tak perlu dikhawatirkan. Karena, kata Ivan, lokasi di kilometer 38 memang merupakan kawasan hutan untuk tujuan khusus yang dikelola oleh balai teknologi konservasi sumber daya alam Samboja, unit kerja dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Di mana kawasan hutan ini salah satunya diperuntukkan bagi satwa-satwa Kalimantan.
Lanjutnya, ia menyebut meski banyak yang berlalu lalang tetapi tak akan berdampak bagi gerombolan monyet tersebut.
"Gangguan di sana minim, cuma masalah juga ada di manusia, begitu lihat ada monyet di pinggir jalan langsung dikasih makan," tuturnya.
Hal tersebut tak disarankan oleh Ivan, karena dapat mengubah perilaku satwa. Yang seharusnya bisa mencari makan sendiri, jadi bergantung kepada si pemberi makan.
"Salah (memberi makan) dan membuat monyet malas untuk mencari makan sendiri," ucapnya.
Baca Juga: KSP: Pemindahan IKN ke Kaltim Rangsang Pemerataan Ekonomi