Jalan Tol, Proyek Megah yang Membuat Warga Sekitarnya Meringis
Aksi keluh kesah kerap ditangani secara berlebihan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Pembangunan jalan tol yang dibangun di masa pemerintahan Presiden Republik Indonesia Joko "Jokowi" Widodo, menjadi salah satu proyek strategis yang membawa dampak besar di setiap daerah.
Hasil yang diberikan, mulai dari peningkatan ekonomi, kecepatan menuju titik kawasan satu ke kawasan lainnya menjadi sekian dari manfaat mega proyek ini.
Namun di balik itu semua pemerintah juga harus berhadapan dengan para pemilik lahan yang terdampak dari pengerjaan ini. Yakni bayang-bayang persoalan ganti rugi lahan juga ikut mengitari.
Jalan tol Balikpapan-Samarinda di Kalimantan Timur (Kaltim) masih banyak warga pemilik lahan terdampak. Mereka mengklaim belum mendapat kompensasi atas beton yang berdiri di tanah mereka. Yang akhirnya menjadi konflik berkepanjangan.
Meski berkali-kali disuarakan, nyatanya hingga kini belum ada titik terang untuk persoalan tersebut.
Sampai akhirnya terdengar beberapa kali aksi dilakukan.
Baca Juga: Warga Gelar Tikar dan Tiduran di Jalan Tol Balikpapan-Samarinda
1. Empat tahun tak ada kejelasan
Keresahan itu akhirnya ditumpahkan Drinus Arruan, warga Kilometer 38 Samboja. Dia harus berjuang mendapatkan haknya dari 2 hektare tanahnya yang kini menjadi akses jalur cepat di Kaltim.
Jika diingat-ingatnya, saat itu sekitar tahun 2018 soal pembangunan jalan tol ini memang sudah pernah dibicarakan oleh pemerintah kepadanya dan puluhan warga lainnya. Tapi siapa sangka, belum ada pembicaraan lebih jauh proyek itu tetap dijalankan dan telah diubah menjadi hak pengelolaan lahan (HPL) negara.
"Sampai sekarang itu jadinya belum diganti. Sekarang sih lagi diurus di Jakarta," kata dia.
Baca Juga: Warga Blokade Ruas Jalan Tol Balikpapan-Samarinda