TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Virus PMK Mewabah di Jatim, Berdampak pada Pedagang Sapi di Balikpapan

Sangat menular, upaya karantina 14 hari sebelum sapi dikirim

Ilustrasi ternak sapi. (ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah)

Balikpapan, IDN Times - Ribuan ekor sapi ternak di Jawa Timur dilaporkan terpapar virus penyakit mulut dan kuku (PMK). Penyakit ini disebut sangat menular terhadap hewan ternak lainnya dan bisa mengganggu pasokan daging. 

Dampak yang diberikan pun sangat besar. Muhammad Abdu Kuddu, salah satu pedagang sapi ternak di Balikpapan, mengaku, mengalami kerugian pada bisnisnya. 

"Jelas rugi. Seharusnya bisa dijual diharga Rp60 sampai 70 juta, jadi turun. Mau tak mau dijual di sana kembali ke teman-teman penjual kurban di sana dan dijual dengan harga lebih murah," terang pemilik Peternakan Bang Kumis (BK) Farm Balikpapan itu, saat dihubungi, Rabu (11/5/2022).

Baca Juga: AJI Sesalkan Panggilan Pemeriksaan kepada Tiga Jurnalis di Balikpapan

1. Rugi miliaran rupiah

Ilustrasi. (IDN Times/Arief Rahmat)

Karena sulit untuk dikirim ke Balikpapan, pria yang karib disapa Abdu ini pun harus rela menurunkan harga sapi-sapi yang sudah dibelinya dengan selisih Rp10 juta jika ingin menjualnya kembali di Pulau Jawa. 

"Itu pun kalau laku. Kalau tidak, ini yang susah. Susah itu karena informasi mengenai virus ini sudah sampai ke masyarakat jadi banyak yang membatasi (membeli)," ujarnya. 

Ia mengungkapkan, ada sekitar 30 ekor sapi miliknya yang masih berada di Pulau Jawa. Bukan sapi lokal biasa, sapi-sapi miliknya adalah sapi dengan kualitas premium dengan harga beli tinggi. Antara Rp30 sampai 40 juta per ekornya. 

Jika dihitung, kerugian yang diterimanya pun cukup lumayan. 

2. Siasat dalam menutup kerugian

Ilustrasi peternakan sapi. (IDN Times/Rangga Erfizal)

Sapi biasanya menjadi incaran untuk hari raya qurban. Sedangkan, dengan adanya virus ini, para pemilik peternakan harus memutar otak untuk terus menjalankan bisnisnya. 

Abdu sendiri memilih untuk tetap menjual sapi-sapj yang saat ini masih berada di kandang ternaknya. Sementara juga menambah sapi dengan mengambil dari wilayah Sulawesi. 

"Tapi sapi lokal saja. Kalau sapi lokal kan murah Rp15 sampai 18 jutaan saja. Kalau sapi Jawa kan mahal," tutur dia.

Baca Juga: Hepatitis Akut Ancaman Dunia, Balikpapan Tingkatkan Kewaspadaan

Berita Terkini Lainnya