Pengamat Unmul Samarinda: Gabungan KIB dan KKRI Untungkan Kubu Prabowo
Wacana bergabungnya dua kubu koalisi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Pengamat politik Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda Herdiansyah Hamzah menanggapi wacana bergabungnya Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR), bahwa koalisi tersebut memungkinkan akan menguntungkan kubu Prabowo.
"Bergabungnya KIB dan KKIR, tentu akan menguntungkan calon yang memiliki elektabilitas kuat dan yang memang sudah santer dicalonkan sebagai capres di internal kedua koalisi, yakni Prabowo Subianto dan Airlangga Hartarto," ujar Herdiansyah Hamzah diberitakan Antara, Rabu (15/2/2023).
Baca Juga: Instalasi Kedokteran Nuklir di RS AW Sjahranie Samarinda
1. Kedua koalisi sudah memenuhi ambang batas pencalonan
Dikemukakannya, jika melihat peta suara untuk ambang batas pencalonan presiden (presidential treshold), kedua koalisi memenuhi syarat minimal 20 persen kursi parlemen, sehingga jika total anggota DPR berjumlah 575 orang, maka koalisi minimal harus memiliki 115 kursi untuk mengajukan capres.
Lebih lanjutnya lagi, Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yg terdiri dari Golkar, PAN dan PPP, total memiliki 148 kursi, sementara Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yg terdiri dari Gerindra dan PKB, total memiliki 136 kursi.
"Kalau kedua koalisi ini bergabung, maka secara matematis akan memegang jumlah kursi dominan," sebut Herdiansyah yang akrab disapa Castro.
Baca Juga: Sopir Jasa Ekspedisi di Samarinda Ditemukan Tewas di Belakang Truk