TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sembilan Warga Diperiksa Polisi Buntut Kebakaran Pemukiman Baru Ilir

Puluhan rumah warga terbakar dalam peristiwa ini

Perkampungan di Kelurahan Baru Ilir Balikpapan Kaltim ludes habis terbakar, Kamis (17/12/2021). Foto istimewa

Balikpapan, IDN Times - Bencana kebakaran di Kelurahan Baru Ilir Balikpapan Kalimantan Timur (Kaltim) berbuntut panjang. Musibah yang menghanguskan 80 rumah warga di tiga RT, yakni 44, 45, dan 47 di pemukiman warga penduduk ini. 

Polresta Balikpapan sudah menelusuri penyebab kebakaran dengan memeriksa saksi-saksi yang dianggap tahu peristiwa sebenarnya. 

“Usai kebakaran malamnya ada 9 saksi yang kami periksa, dan itu merupakan warga sekitar lokasi," kata Kapolresta Balikpapan Komisaris Besar Polisi V Thirdy Hadmiarso, Kamis (17/12/2021). 

Baca Juga: Kebakaran Besar di Baru Ulu, Hanguskan Pemukiman Padat Penduduk

1. Polisi masih terus melakukan penyelidikan

Kapolresta Balikpapan Kombes Thirdy Hadmiarso. Foto istimewa

Polisi mulai melakukan pemeriksaan saksi-saksi mengetahui peristiwa kebakaran. Mereka merupakan warga sekitar berdomisili di lokasi kebakaran. 

Karena dari informasi yang beredar api muncul dari salah satu rumah di RT 47 yang sedang kosong ditinggal penghuninya.

Selain memeriksa saksi-saksi, Polresta Balikpapan pun meminta tim Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri cabang Surabaya untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Tim ini nantinya yang akan memastikan sumber api menjadi penyebab kebakaran pemukiman warga. 

"Hari ini bersurat ke tim Labfor cabang Surabaya, jika tidak ada halangan besok atau Sabtu mereka menuju lokasi kebakaran," tegasnya. 

2. Keluhan dialami para pengungsi

Perkampungan di Kelurahan Baru Ilir Balikpapan Kaltim ludes habis terbakar, Kamis (17/12/2021). Foto istimewa

Ketua RT 47 Baru Ilir Tumini yang turut menjadi korban kebakaran pun ikut tinggal di lokasi pengungsian sementara. Lokasi berada di sekitar masjid dekat lokasi kebakaran.

"Posko itu ada yang di bawah (Wisma Patra) ada juga yang di sini, dan yang di sini rata-rata warga kami khususnya RT 47," ujarnya. 

Sementara itu, terkait kebutuhan sendiri Tumini mengaku masih kurang, terutama untuk pasokan air bersih. Saat ini dia mengaku hanya memanfaatkan air yang ada di masjid sekitar pengungsian.

Selain itu, ia juga menyampaikan bahwa warganya juga butuh dapur umum, "Kebutuhan semua ada, termasuk makanan berlebih, tapi kalo buat dapur umum kurang, itu kami perlu terutama untuk rebus air. Itu belum ada," ungkapnya.

Dari 260 jiwa warga RT 47, beberapa di antaranya masih berusia bayi di bawah lima tahun (balita). Tentunya beragam kebutuhan perlengkapan seperti popok dan susu bayi yang hingga kini masih kurang. Mereka pun berharap dapat segera tersalurkan ke posko mereka.

Sedangkan Warga RT 45 mengeluhkan tersendatnya distribusi bantuan masyarakat kepada para korban tertimpa bencana. Kebutuhan pokok masih banyak yang ia belum dapatkan.

"Bantuan ini kebanyakan di luar mas, jarang sampai ke dalam," keluh salah satu warga.

Diketahui, lokasi pengungsian untuk RT 45 memang terpisah masuk ke dalam gang hingga tak terlihat dari luar. Warga meminta agar distribusi bantuan juga bisa menjangkau masyarakat di RT ini. 

Baca Juga: Orangtua di Balikpapan Tak Khawatir Anak PTM jika Sudah Vaksinasi

Berita Terkini Lainnya