TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Corona Bikin Khawatir, Warga Samarinda Diminta Kurangi Aktivitas Malam

Kematian karena COVID-19 di Samarinda lebihi rerata nasional

Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang (tengah di mimbar) dalam dalam keterangan persnya di Rumah Jabatan Rumah Wali Kota, Jalan Ruhui Rahayu, Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu pada Senin (7/9/2020) siang (IDN Times/Yuda Almerio)

Samarinda, IDN Times - Pemerintah Kota Samarinda mengambil tindakan tegas demi menekan sebaran virus corona atau COVID-19. Maklum di ibu kota Kaltim akumulasi positifnya sudah mencapai 1.224 kasus. Namun demikian, 731 pasien telah sembuh, 49 di antaranya meninggal dunia dan menyisakan 444 orang dalam perawatan.

“Kami minta masyarakat wajib memakai masker mulai hari ini, jaga jarak dan hindari kerumunan,” ujar Syaharie Jaang, Wali Kota Samarinda dalam keterangan persnya di Rumah Jabatan Rumah Wali Kota, Jalan Ruhui Rahayu, Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu pada Senin (7/9/2020) siang.

1. Kasus kematian di Samarinda mengkhawatirkan, jauh berada di atas rerata nasional

Wali Kota Samarinda, Syaharie Jaang (IDN Times/Yuda Almerio)

Wali kota dua periode ini menerangkan, Perwali No 43 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan (Protokes) COVID-19 di Samarinda memang harus diterapkan. Apalagi kasus kematian sudah berada di tingkat mengkhawatirkan 6,4 persen, jauh berada di atas rerata nasional 4,4 persen. Itu sebab pemkot tak hanya meminta warganya taat pakai masker dan mematuhi protokol kesehatan lainnya, tapi juga bakal membatasi semua aktivitas warga pukul 22.00 WITA (Senin-Minggu).

“Kebijakan ini sudah kami kaji dari sisi ekonomi dan kesehatan paling utama,” tegasnya.

Baca Juga: Setelah Revisi, Perwali Protokol Kesehatan Berlaku Lagi di Samarinda

2. Tempat usaha yang tak ramai pengunjung tak akan ditertibkan

Ilustrasi COVID-19 (IDN Times/Debbie Sutrisno)

Lebih lanjut, Sekretaris Kota (Sekkot) Samarinda, Sugeng Chairuddin menegaskan, bagi tempat usaha yang menjadi pusat keramaian apabila melanggar protokol kesehatan pasti dapat sanksi. Namun harus dipahami, tak semua café ditindak jika pengunjungnya hanya satu atau dua orang saja.

“Jadi pukul 21.00 Wita itu hanya meminimalisasi kegiatan, bukan menutup tempat usaha. Sama halnya ojol mengantre membeli tak jadi masalah,” tambahnya.

Baca Juga: Perwali Corona Berlaku di Balikpapan, OTG Keluyuran Didenda Rp1 Juta 

Berita Terkini Lainnya