Duh! Hanya Setahun Konflik Pertambangan di Indonesia Naik 4 Kali Lipat
Konflik pertambangan juga turut melibatkan aparat keamanan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Sepanjang 2020 Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) mencatat 45 konflik pertambangan. Bila dibandingkan dengan 2019 lalu jumlahnya alami kenaikan empat kali lipat lebih.
“Pada 2019 konflik pertambangan ini hanya 11,” ujar Merah Johansyah, Koordinator Jatam Nasional kepada wartawan, Selasa (26/1/2021) sore.
1. Belasan konflik pertambangan juga turut melibatkan aparat keamanan
Kata Merah, jika ditotal dengan konflik pertambangan sejak 2014-2020 maka kasusnya bisa mencapai 116 kejadian. Dari 45 kasus yang terjadi sepanjang 2020, konflik terbanyak berkaitan dengan pencemaran dan perusakan lingkungan sebanyak 22 kasus, disusul dengan konflik perampasan lahan 13 kejadian, kasus kriminalisasi warga penolak tambang ada 8 perkara, dan pemutusan hubungan kerja 2 kasus.
Sedangkan dari keseluruhan konflik tersebut, setidaknya terdapat 13 kasus yang melibatkan aparat militer maupun polisi dalam kasus perampasan lahan, kriminalisasi maupun intimidasi warga. Lonjakan konflik ini tak lepas dari situasi pandemik virus corona atau COVID-19 yang semakin menyempitkan ruang gerak warga.
“Namun semakin menguntungkan bagi perusahaan tambang karena menjadi celah untuk semakin melancarkan operasinya, ditambah lagi dengan insentif yang begitu besar bagi sektor pertambangan,” sebutnya.
Baca Juga: 37 Nyawa Hilang di Lubang Tambang, ESDM Kaltim: Itu Kan Versi Jatam
Baca Juga: Jatam Kaltim Tetap Kukuh 37 Nyawa Hilang karena Tambang, Ini Faktanya