Kisah Napi di Samarinda yang Memilih di Rutan setelah Dapat Asimilasi
Memilih di dalam rutan karena sudah tak punya keluarga
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times – Empat warga binaan Rumah Tahanan (Rutan) Kelas IIA Samarinda, Jalan KH Wahid Hasyim II, Kelurahan Sempaja Selatan, Samarinda Utara bebas lewat program asimilasi. Namun mereka memilih tinggal di dalam rutan.
Dari keempatnya, hanya satu yang bersedia diwawancarai media. Namanya Ambo, 42 tahun, asal Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel). Dia merupakan narapidana (napi) narkotika yang sudah menjalani masa hukuman 2,5 tahun.
“Biar saya keluar, ndak tau juga ke mana arahnya. Terbengkalai nanti. Orangtua sudah meninggal, keluarga tak ada. Banyak teman dan kegiatan olahraga kalau di dalam (rutan),” ucapnya saat ditemui wartawan pada Sabtu (11/4) lalu di Rutan Samarinda.
1. Memilih di dalam rutan karena tak punya keluarga lagi
Sebenarnya beberapa tahun lalu, dia mencari penghidupan baru di Samarinda sebagai penjual ikan di Pasar Segiri. Namun sayang salah pergaulan, akhirnya Ambo tersandung kasus narkoba. Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga lagi, Ambo mendapat nasib kurang baik secara beruntun.
“Saat di penjara istri saya diambil orang, jadi bingung juga kalau keluar mau ke mana,” katanya lagi.
Baca Juga: Mengamuk, PDP Klaster Gowa di Samarinda Ancam Petugas Medis Pakai Kaca
Baca Juga: Cegah Penularan Corona, 211 Napi Rutan Samarinda Bakal Dibebaskan