Pengamat: Bangun Ibu Kota Baru dengan Berazaskan Lingkungan
Peluang kembalikan fungsi konservasi Tahura Bukit Soeharto
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times- Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto menjadi salah satu kandidat daerah ibu kota negara yang baru. Jika benar dipilih oleh Presiden Joko 'Jokowi' Widodo, , menurut pemerhati sosial dan lingkungan hidup dari The Nature Conservancy (TNC) Kalimantan Timur, Niel Makinuddin menyarankan sebaiknya kawasan Bukit Soeharto dijadikan sebagai paru-paru ibu kota.
Mengapa demikian?
Baca Juga: Kaltim Siap Gantikan Jakarta sebagai Ibu Kota Negara
1. Jadi peluang rekonstruksi Tahura
Menurut Niel, Tahura Bukit Soeharto merupakan bagian dari kawasan konservasi sesuai UU No 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya. Dengan demikian lingkungannya harus dijaga. Namun melihat kondisi saat ini, pengerukan batu bara juga terjadi di sana sehingga pembentukan ibu kota di Tahura boleh jadi 'obat' untuk mengembalikan fungsi Tahura Bukit Soeharto sebagai kawasan konservasi.
"Memang sebaiknya sebagian anggaran digunakan untuk restorasi, jangan menambah kerusakan," tegasnya. Itu sebabnya dia memberikan saran kawasan Tahura Bukit Soeharto dijadikan paru-paru ibu kota. Sehingga tak perlu dibongkar.
Baca Juga: Bukit Soeharto Jadi Ibu Kota, Ubah Pola Industri Sumber Daya Alam