TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

PPKM Dianggap Tak Efektif, IDI Kaltim: Jangan hanya Jadi Jargon Saja

Elemen paling penting dari PPKM adalah prokes 3M

Ilustrasi pasien (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Samarinda, IDN Times - Pertambahan kasus virus corona atau COVID-19 di Benua Etam tak terhenti. Bahkan makin menjadi-jadi. Rabu (3/2/2021) Satgas COVID-19 Kaltim kembali mengonfirmasi pertambahan 903 kasus baru. Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pun mendapat evaluasi.

“PPKM ini kan baru saja diterapkan. Ya ditunggu saja,” ujar Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim, Nataniel Tandirogang saat dikonfirmasi pada Rabu sore.

1. Berharap PPKM tak hanya menjadi jargon saja

dr Nataniel Tandirogang, Ketua IDI Kaltim (Dok.IDN Times/Istimewa)

Hingga kini sebagian besar wilayah Kaltim masih masuk zona merah penyebaran virus corona kecuali Mahakam Ulu (Mahulu). Kabupaten ini baru saja berubah rona menjadi zona oranye lantaran hanya merawat 50 kasus aktif saja. Sementara untuk akumulasi angkanya sudah mencapai 42.924 kasus. Kendati jumlah kasusnya makin bertambah, sayangnya hanya tiga daerah yang menerapkan PPKM. Mulai dari Balikpapan sejak 15 Januari 2021, Kutai Kertanegara memulai sejak 27 Januari kemudian Bontang sejak 18 Januari.

“Jangan sampai (PPKM) ini hanya jadi jargon saja,” sebutnya.

Baca Juga: Kasus COVID-19 Terus Melonjak Tajam, PPKM di Kaltim Bakal Dievaluasi

2. Penerapan prokes 3M paling utama

Relawan Indonesia Bersatu Lawan COVID-19 melakukan tes cepat COVID-19 (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Menurutnya, penerapan PPKM ini akan efektif bila semua bekerja sama dengan baik. Utamanya penerapan protokol kesehatan 3M. Mulai dari memakai masker, mencuci tangan hingga menghindari kerumunan atau menjaga jarak. Apabila ihwal tersebut berjalan maksimal, jumlah kasus pasti berkurang.

“Penerapan 3M inilah yang paling penting dari semuanya,” sebutnya.

Baca Juga: PPKM Tak Sepenuhnya Rusak Ekonomi Pasar, Begini Kata Ekonom Kaltim

Berita Terkini Lainnya