IKN Kembangkan Gua Tapak Raja dan Hutan Mangrove di Mentawir

Akan adakan pelatihan homestay

Penajam, IDN Times - Badan Otoritas Ibu Kota Nusantara (OIKN) akan mengembangkan dua destinasi wisata bisa menjadi andalan, yakni Gua Tapak Raja di Desa Wonosari dan hutan mangrove di Kelurahan Mentawir. 

Objek wisata yang terdapat di Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur (Kaltim) dianggap potensial menarik wisata di masa mendatang. 

“Objek wisata ini sangat potensial untuk dikembangkan dalam rangka mendukung asistensi IKN, apalagi kedua tempat wisata itu dikelilingi oleh hutan yang masih sangat terjaga kelestariannya,” kata Direktur Kebudayaan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Muhsin Palinrungi kepada IDN Times, Selasa (12/9/2023).

1. Sejalan dengan misi IKN

IKN Kembangkan Gua Tapak Raja dan Hutan Mangrove di MentawirGua Tapa Raja di Desa Wonosari Sepaku bakal jadi daya tarik wisatawan datang ke IKN (IDN Times/Ervan)

Muhsin menyatakan, pelestarian objek wisata Gua Tapak Raja dan hutan sekitarnya sejalan dengan misi IKN, untuk pembangunan ekowisata yang terdiri dari tiga prinsip pertama berkelanjutan secara lingkungan. Artinya keberadaan wisata itu juga tetap menjaga pelestarian lingkungan hidup. 

Kedua berkelanjutan secara ekonomi tentu pihaknya berharap ke depan kawasan ini berdampak ekonomi terhadap masyarakat sekitarnya. Ketiga adalah berkelanjutan secara sosial budaya dalam menjaga kearifan lokal masyarakat di PPU. 

Intinya pariwisata berkelanjutan itu adalah, selain orang dapat menikmati wisata dengan berbagai daya tarik yang ada baik alam. Pengunjung pun bisa belajar tentang bagaimana memelihara lingkungan dan memahami budaya masyarakat setempat. 

“Berwisata sambil belajar atau mendapatkan edukasi, sebagaimana prinsip kawasan wisata yang berkelanjutan karena ada juga unsur edukasi di dalamnya. Sekarang kita sedang kembangkan berwisata bukan sekedar menikmati tetapi ada edukasi di dalamnya,” kata Muhsin 

Baca Juga: Ribuan Warga Sotek di PPU Terancam Krisis Air Bersih  

2. Buah mangrove juga dijadikan makanan

IKN Kembangkan Gua Tapak Raja dan Hutan Mangrove di MentawirDirektur Budparekraf Otorita IKN, Muhsin Palinrungi (IDN Times/Ervan)

Objek hutan mangrove di Mentawir, menurut Muhsin, memiliki potensi luar biasa keanekaragaman hayati lingkungan seluas 2.300 hektare. Di mana 300 hektare di antaranya kawasan ekowisata juga sangat potensi untuk dikembangkan.

Pemandangan yang disajikan sangat indah, selain mangrove juga masih ada hutan yang tetap terjaga kelestariannya dengan dan sangat mendukung keberadaan IKN dan pengunjungnya. 

Dan yang tidak kalah menarik, lanjutnya, buah mangrove itu juga berikan hasil ekonomi untuk masyarakat karena bisa dijadikan sebagai makanan seperti dodol, kopi, sirop, dan kosmetik. Bahkan bisa dijadikan sebagai tepung sebagai bahan dasar kue bolu. 

“Pemanfaatan buah mangrove ini, sangat luar biasanya dampaknya untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di Mentawir, jadi bukan hanya untuk menjaga lingkungan tetap lestari, mangrove itu juga memberikan hasil ekonomi bagi masyarakat,” tandasnya.  

3. Dukung IKN sebagai kota hijau

IKN Kembangkan Gua Tapak Raja dan Hutan Mangrove di MentawirTim Otorita IKN bersama kelurahan Mentawir saat di wisata hutan Mangrove (IDN Times/Ervan))

Diterangkannya, selain itu, mangrove dapat mempertahankan konservasi lingkungan sekitar perairan dan keberadaannya sangat mendukung pembangunan IKN sebagai kota hijau, didukung oleh kawasan hutan yang tetap terjaga. Dan Kelurahan Mentawir sangat mendukung menjalankan misi IKN tadi. 

“Kita akan menjadikan kawasan itu sebagai ekowisata prioritas, tentu IKN akan hadir dalam memberdayakan masyarakat di wilayah itu termasuk daerah lain yang memiliki potensi objek wisata dalam menunjang keberadaan objek wisata,” ujarnya.

Untuk itu, pihaknya sedang merencanakan kegiatan pelatihan bagi masyarakat sekitar berupa pelatihan pengelolaan homestay, karena bakal banyak wisatawan yang datang membutuhkan fasilitas tempat tinggal sementara selama berwisata. 

“Jadi harus disiapkan fasilitas homestay yang memadai dan pengelolaannya perlu keahlian dan keterampilan. Sehingga kami pelatihan masyarakat, termasuk pelatihan videografi dan fotografi. Pelatihan itu rencananya bekerja sama dengan Balai Latihan Kerja Samarinda dan kami sudah mengajukan proposalnya,” ungkapnya.

4. Kerja sama dengan swasta melalui dana CSR

IKN Kembangkan Gua Tapak Raja dan Hutan Mangrove di MentawirDirektur Budparekraf Otorita IKN, Muhsin Palinrungi tinjau wisata mangrove Mentawir (IDN Times/Ervan)

Lebih lanjut, Muhsin mengaku akan menjalin kerja sama dengan swasta melalui dana CSR, sehingga semua unsur berkontribusi dalam sektor pariwisata ini. Karena memang perlu peran seluruh sektor lebih dikenal konsep Pentahelix, di mana ada lima unsur yakni unsur akademisi, bisnis atau dunia usaha, komunitas masyarakat seperti kelompok sadar wisata.

“Lalu unsur government atau pemerintah seperti OIKN, pemerintah daerah termasuk pemerintah kelurahan/ desa dan terakhir adalah unsur media yang memiliki peran melakukan promosi, publikasi dan edukasi secara luas termasuk juga media sosial,” tukasnya.  

Otorita juga berencana akan membuat desain kecil objek wisata lebih dahulu dan kemudian dibuatlah desain yang melingkupi seluruh kawasan wisata di IKN. Tentu bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 

“Kami menilai potensi wisata di IKN sangat menjual dan harus dikembang, bukan hanya Goa Tapak Raja dan hutan mangrove saja, sebab masih banyak di tempat lain di IKN objek wisatanya seperti Gunung Parung, Air Terjun Tembinus dan lain-lain,” pungkasnya.

Baca Juga: Bupati PPU Meminta Warga agar Tidak Melakukan Pembakaran Lahan

Topik:

  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya