PWI Balikpapan Serahkan Bantuan Tenis Meja ke SLB Tunas Bangsa 

Perhatian Pemda masih minim

Balikpapan, IDN Times - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Balikpapan menyerahkan bantuan  satu paket peralatan tenis meja kepada Sekolah Luar Biasa (SLB) Tunas Bangsa, Jumat (2/8).

Bantuan ini diserahkan Ketua PWI Kota Balikpapan Sumarsono kepada Wakil Kepala SLB Tunas Bangsa Susana di halaman SLB Tunas Bangsa di Jalan Syarifuddin Yoes, Sepinggan, Kecamatan Balikpapan Selatan.

“Kami berharap bantuan yang kami berikan dapat bermanfaat untuk sekolah dan dapat meningkatkan potensi olahraga para siswa yang ada di sekolah,” kata Sumarsono ketika diwawancarai di SLB Tunas Bangsa .

1. Butuh perhatian pemerintah daerah

PWI Balikpapan Serahkan Bantuan Tenis Meja ke SLB Tunas Bangsa IDN Times/Maulana

Wakil Kepala SLB Tunas Bangsa Susana, mengaku sangat terbantu dengan adanya bantuan dari PWI Kota Balikpapan.

“Bantuan yang diberikan sangat berharga, untuk membantu sekolah dalam mengembangkan potensi siswa yang ada,” kata Susana yang akrab dipanggil Susan.

Menurut Susan, sebagai salah satu sekolah swasta yang khusus melayani siswa disabilitas banyak mengalami kendala. Terutama dalam kegiatan belajar mengajar, karena siswa yang dididik membutuhkan perhatian khusus.

Untuk itu, dirinya berharap adanya perhatian dari pemerintah daerah untuk membantu mengembangkan SLB swasta di Kota Balikpapan.

“Kami pernah mengundang wakil wali kota dan sudah kami infokan ke anak-anak, tapi ternyata tidak hadir hanya diwakili stafnya saja, kepala dinas juga tidak hadir. Karena memang kondisi siswa kami berbeda, terutama yang autis sudah berangan-angan kalau dikunjungi wakil wali kota, karena tidak hadir mereka jadi mengamuk,” ungkapnya.

Baca Juga: Perjuangan Guru SLB yang Tak Diketahui Banyak Orang

2. Tenaga pengajar masih terbatas

PWI Balikpapan Serahkan Bantuan Tenis Meja ke SLB Tunas Bangsa IDN Times/Maulana

Susan menjelaskan saat ini jumlah siswa yang bersekolah di SLB Tunas Bangsa tercatat mencapai 120 orang. Tenaga pengajar sebanyak 21 orang yang terdiri dari 16 orang tenaga pengajar aktif dan 5 merupakan staf yang membantu dalam proses kegiatan belajar.

Keterbatasan jumlah tenaga pengajar, pihaknya membatasi jumlah pendaftar hanya 8 anak setiap tahunnya, pada penerimaan peserta didik baru di SLB Tunas Bangsa. SLB Tunas bangsa menyediakan jenjang pendidikan mulai tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas.

“Ideal untuk SLB satu kelas adalah 8 orang orang, namun terkadang masih menyesuaikan kondisi lagi, kalau siswa terlalu aktif terkadang hanya bisa 2 orang satu kelasnya,” jelasnya.

Tenaga pengajar yang ada di SD Tunas Bangsa merupakan tenaga pengajar yang berasal dari jurusan pendidikan luar biasa yang khusus untuk mendidik anak dengan kebutuhan khusus.

“Kami tidak lagi menerima siswa tunanetra, karena tenaga pengajarnya sudah tidak ada, karena sudah bekerja sebagai PNS,” ujarnya.

3. Mencari bantuan donatur hingga ke luar negeri

PWI Balikpapan Serahkan Bantuan Tenis Meja ke SLB Tunas Bangsa IDN Times/Maulana

Susan menjelaskan salah satu kendala lain yang harus dihadapi adalah kondisi anggaran yang masih minim. Anggaran yang hanya mencukupi untuk membayar gaji tenaga pengajar dan staf serta operasional hari sekolah.

Untuk itu, Susan menjelaskan sejak beberapa tahun, telah menjajaki untuk mencari donatur hingga ke luar negeri seperti Jepang untuk membantu dalam menyediakan fasilitas sekolah.

“Saya jajaki untuk jaringan bantuan dari luar negeri seperti jepang, tahun lalu mereka membantu penyediaan beberapa kursi roda yang dibawa langsung dari Jepang,” jelasnya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Apresiasi Pelaksanaan UNBK di SLB Wyata Guna Bandung

Topik:

  • Mela Hapsari

Berita Terkini Lainnya