Bikin Bangga, Pemuda Balikpapan Lolos Pelatnas Squash untuk SEA Games

Balikpapan, IDN Times – Achmad Fauzi, pemuda 19 tahun asal Balikpapan, kini tengah menapaki mimpi besarnya. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) jurusan S1 Pendidikan Olahraga itu saat ini bergabung dalam pemusatan latihan nasional (pelatnas) squash di Malaysia mulai 1 September hingga 5 Desember mendatang. Kesempatan ini ia dapatkan setelah melewati proses seleksi panjang untuk persiapan SEA Games di Thailand akhir tahun mendatang.
Fauzi mengaku perjalanan ini bukanlah sesuatu yang instan. Sejak kecil ia sudah jatuh cinta pada squash, dan momen kemenangan pertamanya membuatnya yakin untuk serius menekuni olahraga ini. Kini, dengan tekad kuat dan disiplin tinggi, ia bertekad mempersembahkan medali emas untuk Indonesia di ajang olahraga terbesar se-Asia Tenggara tersebut. Selama ini Fauzi bermain di nomor mens jumbo doubel dan mixs jumbo doubel.
1. Perjalanan panjang sejak SD hingga pelatnas

Fauzi mulai mengenal squash sejak duduk di bangku kelas 2 SD. Awalnya hanya sekadar hobi, namun seiring waktu ia menyadari punya potensi besar.
“Saya dulu melihat senior-senior, termasuk Yaisha (Mantan atlet squash nasional), yang membuat saya semakin termotivasi. Momen paling berkesan adalah ketika saya berhasil menjuarai turnamen pertama. Saat itu banyak yang meragukan kemampuan saya, tapi dari situlah saya membuktikan diri,” kenangnya.
Proses menuju pelatnas tidak mudah. Fauzi harus mennjukkan konsistensi prestasi di tingkat daerah hingga nasional. “Seleksi nasional sangat ketat, semua atlet terbaik berkumpul. Kami diuji secara fisik, teknik, mental, higga pengalaman bertanding. Setelah melewati uji coba dan evaluasi, akhirnya saya dipercaya bergbung ke Pelatnas SEA Games,” ujarnya.
2. Suasana latihan ketat, disiplin, dan penuh kebersamaan

Sejak bergabung di pelatnas, Fauzi menjalani jadwal latihan yang padat tiga kali sehari. “Kalau di Balikpapan biasanya hanya 1–2 kali latihan, di sini bisa 3 kali sehari dengan program fisik, teknik, dan taktik yang disiplin,” katanya.
Latihan dimulai sejak pagi dengan fisik dan daya tahan, berlanjut ke teknik dan taktik di siang hari, lalu ditutup dengan pertandingan uji coba di sore hari. Meski berat, suasana kebersamaan membuatnya kuat. “Suasana di pelatnas sangat disiplin tapi juga penuh kekeluargaan. Walaupun ada persaingan, kami tetap saling mendukung karena tujan akhirnya sama: membawa nama Indonesia di SEA Games,” ujarnya.
3. Target, dukungan, dan pesan untuk generasi muda

Fauzi memasang target tinggi di SEA Games: medali emas. “Itu target utama saya. Kalau berhasil, pertama-tama saya persembahkan untuk orang tua saya. Tanpa mereka saya tidak bisa jadi apa-apa. Juga untuk pengcab, senior-senior, dan teman-teman yang selalu mendukung,” tegasnya.
Dukungan keluarga, pelatih, dan pemerintah daerah Balikpapan menjadi motivasi tambahan. Ia pun menyampaikan pesan untuk generasi muda di kampung halamannya. “Jangan pernah takut bermimpi besar. Semua prestasi dimulai dari kerja keras kecil setiap hari. Ingat, menjadi atlet bukan hanya soal medali, tapi juga soal membanggakan keluarga, daerah, dan Indonesia,” pesannya.
Bagi Fauzi, SEA Games bukan sekadar kompetisi, tapi kehormatan. “Rasanya luar biasa bisa berdiri di lapangan dengan lambang Garuda di dada. Ini adalah momen yang membuat saya merasa benar-benar hidup sebagai seorang atlet,” pungkasnya.
Pelatih squash Balikpapan, sekaligus mantan "ratu" squash Kaltim Yaisha Putri Yasandi mengaku bangga dengan prestasi yang diraih anak asuhnya. Dia berharap Fauzi mampu mempersembahkan prestasi yang maksimal bagi Indonesia. "Semoga ini juga menjadi motivasi bagi atlet muda Balikpapan," kata dia.