Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Lupis Viral di Tepi Sungai Kapuas, Warga Pontianak Rela Antre Berjam-jam

7a5909bb-6e26-413c-9f18-e34b24c0a8ac.jpeg
Lapak Lupis Vivi Kamboja Pontianak viral. (IDN Times/Teri).

Pontianak, IDN Times - Kue tradisional, lupis yang berada di tepian Sungai Kapuas Pontianak tengah viral di media sosial. Ratusan warga rela antre berjam-jam untuk menikmati kudapan nikmat tersebut.

Namanya, Lupis Vivi Kamboja, sang penjual, Vivi menjajakan dagangannya di pinggiran Sungai Kapuas. Selain menjual citarasa kuliner tradisional, para pembeli juga dapat duduk santai menikmati lupis dengan pemandangan sungai.

Kudapan tradisional tersebut menjadi incaran masyarakat Pontianak belakangan ini. Vivi sempat merasa kewalahan saat dagangannya diserbu pembeli.

1. Resep turun temurun keluarga

d9f34207-e35f-4e57-9f2b-179cf07e1ff3.jpeg
Lupis di tepian Sungai Kapuas Pontianak viral. (IDN Times/Teri).

Vivi mengaku usaha ini dimulai oleh sang Ibu pada tahun 2017, kemudian pada tahun 2022 hingga saat ini, ia kemudian melanjutkan usaha ibunya tersebut.

“Dari tahun 2022 hingga sekarang ini saya yang melanjutkannya, dan baru belakangan ini ramai,” kata Vivi, Sabtu (9/8/2025).

Vivi menceritakan bahwa lupis miliknya berbentuk bulat sementara kebanyakan lupis lain berbentuk segitiga, selain itu proses pembuatnya yang lama juga mempengaruhi kualitas rasa lupis miliknya.

“Kalau lupis orang kan biasanya bentuknya segitiga, kalau ini bulat, selain itu proses pembuatannya juga lumayan lama, jadi rasanya lebih padat dan kenyal. Resep ini memang resep turun-temurun dari keluarga kita,” tuturnya.

2. Saking ramainya, Vivi batasi pembelian

40accd72-4c06-408c-ba22-34272977c73a.jpeg
Lupis Vivi Kamboja di Pontianak diserbu pembeli karena viral. (IDN Times/Teri).

Untuk proses pembuatannya sendiri, Vivi bilang, kalau pulut atau ketan direbus terlebih dahulu, direndam dengan air kapuk, kemudian ketan tersebut dimasukkan ke dalam daun pisang yang telah digulung dan kemudian direbus selama 6 jam.

Untuk kuah gula merahnya sendiri, Vivi menjelaskan bahwa gula merah yang digunakan adalah gula merah yang asli sehingga menghasilkan rasa yang manis dan gurih.

Banyaknya pengunjung yang datang mengharuskan Vivi membatasi pembelian lupis miliknya, untuk yang telah memesan via WhatsApp maka akan dilayani sesuai pesanan, sementara yang datang langsung ke stand miliknya hanya dibatasi 2 pack per pembeli, hal ini agar semuanya kebagian.

“Pengunjung itu kan membludak, sedangkan stok (lupis) saya tidak banyak, selain yang saya layani via online, biasanya saya layani semua, tapi karena ini rame saya bagi, setengah untuk via online, setengah untuk pengunjung yang datang langsung,” terangnya.

3. Dulu cuman buat 10 kg, sekarang bisa produksi 60 kg sehari

7813907e-1472-45bc-bd1e-2c426a598dab.jpeg
Lupis Vivi Kamboja diserbu pembeli. (IDN Times/Teri).

Kini dalam satu hari, kata Vivi, terutama di hari Sabtu Vivi dapat membuat 60 kilogram ketan sebagai bahan utama lupis.

“Dulu awal-awal sebelum viral Sabtu dan Minggu kita hanya buat 11 kilogram paling banyak, sekarang bisa 60 kilogramper hari,” ucapnya.

Lupis Vivi Kamboja kini menjadi salah satu kuliner tradisional yang kembali digemari masyarakat, tidak hanya kalangan orang tua tapi juga anak muda.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sri Gunawan Wibisono
EditorSri Gunawan Wibisono
Follow Us