Jhony Konro, Kuliner Legendaris Balikpapan yang Bertahan Sejak 1974

Dulu kerja kantoran, akhirnya ikut suami jalankan bisnis

Balikpapan, IDN Times - Di antara jejeran gedung tinggi yang berada di Jalan Jenderal Sudirman, Pasar Baru, Klandasan Ilir, Balikpapan Kota, Kalimantan Timur (Kaltim) terselip aroma kuliner nikmat yang cukup melegenda.  Ialah Jhony Konro atau biasa disebut Konro BCA.

Warung makan yang berdiri dalam gang sempit itu diapit oleh dua gedung bank besar.  Meski begitu, kuliner ini cukup terkenal di Kota Minyak dan sudah ada sejak makanannya masih murah meriah.

Makanan di warung makan ini menyajikan semua menu asal Makassar, Sulawesi Selatan. Bedanya, makanan itu divariasikan sehingga memiliki ciri khas dan rasa tersendiri di hati penikmatnya.

"Bahkan kami juga memiliki pelanggan setia yang juga puluhan tahun selalu makan di sini, mulai dari dia (pelanggan) muda sampai akhirnya punya anak dan cucu," kata Bunda Armi, sapaan akrab si pemilik Jhony Konro, saat ditemui sore tadi, Sabtu (5/3/2022) di kedainya.

1. Sering dikunjungi oleh Gubernur Kaltim

Jhony Konro, Kuliner Legendaris Balikpapan yang Bertahan Sejak 1974Sop konro buatan Bunda Armi dan suaminya (youtube/Nex Carlos)

Keunikan dari masakan milik Bunda Armi terletak pada bahan dan proses penyajiannya langsung di hadapan para pembeli. Dia mengolah sop konro, soto makassar, dan sop saudara miliknya tidak menggunakan kelapa goreng dan santan seperti masakan Bugis kebanyakan. Hal itu karena dirinya sejak awal memikirkan kesehatan para pembelinya.

Sebab itu tak hanya pelanggan setia yang puluhan tahun, bahkan masakan Bunda Armi mampu menggaet hati Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor. Terlihat dari beberapa gambar yang ia tunjukkan kepada IDN Times. 

Bunda Armi mengatakan, orang nomor satu di Benua Etam itu memang kerap kali mampir ke warung makannya di sela kunjungan kerjanya ke Kota Beriman. 

"Sering banget mampir ke sini, nanti kalau sudah ke sini pakai baju biasa terus pakai bahasa Banjar 'saya duduk di mana ini' katanya, nanti ambil tempat paling ujung, tuh," tuturnya.

Konsep warung makan milik Bunda Armi ini berbentuk memanjang dengan memanfaatkan tiga petak tempat yang ukurannya kurang lebih 6x3 meter.

2. Berdiri sejak tahun 1974

Jhony Konro, Kuliner Legendaris Balikpapan yang Bertahan Sejak 1974Nex Carlos, youtuber yang sempat mengunjungi Jhony Konro pada akhir 2019 lalu (youtube/Nex Carlos)

Sedikit cerita dari Bunda Armi, sebenarnya usaha sop kondro ini dimulai oleh suaminya yang bernama Jhony Anies. Usaha ini berdiri sebelum dirinya menikah dengan sang suami yang baru saja meninggal tahun 2020 lalu.

Jika diingat-ingat, Bunda Armi menyebut rumah makannya sudah ada bahkan 25 tahun lalu atau merupakan hitungan sejak ia menikah dengan suaminya. Tetapi jadi bisa usaha Jhony Konro sebenarnya ada diperkirakan berdiri sejak tahun 1974.

Awalnya ia terjun ke bisnis tersebut setelah suaminya memintanya untuk berhenti dari pekerjaannya yang semula adalah pekerja kantoran. Sempat dirundung bimbang harus tetap bekerja dengan kondisi anaknya yang masih bayi dan bolak-balik untuk memberikan ASI atau memutuskan resign dan ikut berjualan bersama suaminya.

"Akhirnya saya memutuskan untuk ikut bersama suami berjualan, memang sempat ada keluhan karena pekerjaan membuat masakan ini berat tetapi melihat ramainya pengunjung dan hasilnya yang lumayan, saya pikir lagi cukup baik," jelasnya.

Sejak suaminya meninggal, kini Bunda Armi pun meneruskan bisnis ini bersama anak dan keponakannya. 

3. Rasa masakan yang mempertahankan pelanggan

Jhony Konro, Kuliner Legendaris Balikpapan yang Bertahan Sejak 1974Pelanggan di warung makan Jhony Konro (youtube/Nex Carlos)

Perjalanan bisnis kuliner Jhony Konro ini tidaklah mudah. Dibanding berurusan dengan era modernisasi dan inovatif dari pelaku usaha masa kini, justru usaha Jhony Konro beberapa kali menghadapi masa sulit dipersaingan bisnis masa lalu.

Dari hal-hal berbau mistis, sudah dilalui Bunda Armi dan suaminya. Untunglah mereka bisa melewati masa itu dengan mudah.  Kepercayaannya kepada sang Pencipta, mampu membawa bisnisnya tetap ada bahkan dengan penikmat puluhan orang per hari. Malah pembelinya makin membludak saat ini.

Meski tak dipungkiri, masa pandemik pernah membuat bisnisnya jatuh bangun sampai tutup hingga 3 bulan, tetapi hal itu dapat dilaluinya.

Menurutnya yang membuat usahanya sampai sakarang bisa tetap bertahan dan bersaing karena ia yakin dengan rasa masakan dan resep keluarga miliknya yang sudah dicecap oleh lidah banyak orang.

"Kami selalu mempertahankannya, mulai dari resep, rasa, hingga porsi sama seperti dulu. Mungkin harga memang ada perubahan, tetapi sejauh ini para pelanggan tak mempermasalahkan karena memahami harga bahan di pasar," tutur dia. 

Yup, selagi makanan itu enak dan pas di hati, siapa pun rela membayar berapa pun harganya kan? Kalau ke Balikpapan, jangan lupa kulineran di sini ya.

Baca Juga: Resep Mageli Kacang Hijau, Camilan Khas Balikpapan yang Gurih

Topik:

  • Linggauni

Berita Terkini Lainnya