Pakar Universitas Hasanuddin Tekankan Senyawa BPA Berbahaya
Workshop BPA Kementerian Kesehatan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times - Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar Prof Anwar Daud menekankan bahaya senyawa kimia bisphenol A (BPA) dalam kemasan makanan dan minuman. Senyawa ini disebut bisa memicu pelbagai penyakit berbahaya bagi manusia.
Selain itu, galon air mineral bekas pakai mengandung BPA yang disikat berulang kali pun menjadi sumber mikroplastik yang juga berbahaya.
"BPA banyak di kemasan kaleng, makanan dan minuman. Berdasarkan hasil riset kesehatan yang ada sekarang, BPA adalah senyawa yang paling berbahaya di kemasan makanan,” katanya dalam “Workshop Penggunaan Bahan BPA pada Makanan dan Minuman” Kementerian Kesehatan dalam keterangan tertulis, Rabu (9/11/2022).
Baca Juga: Satpol PP Balikpapan Razia 16 PMKS yang Marak di Jalan Kota
1. Penelitian tentang bahaya senyawa BPA pada kemasan makanan dan minuman
Kepala Pusat Studi Lingkungan Unhas ini mengatakan, penelitiannya ini mengangkat isu tentang sejumlah hasil riset internasional tentang bahaya BPA pada manusia dan lingkungan.
Seperti diketahui, BPA adalah bahan kimia sintetis organik yang biasa digunakan dalam produksi industri plastik polikarbonat (PC) dan resin epoksi.
“Penggunaan BPA secara global diperkirakan akan mencapai 10,6 juta metrik ton pada 2022,” kata Anwar.
Mengutip riset luar negeri, Anwar menyebutkan, beberapa studi biomonitoring manusia menunjukkan bahwa aplikasi BPA yang luas telah menyebabkan meluasnya paparan pada manusia. Berdampak pula pada kesehatan manusia.
“Studi epidemiologi melaporkan bahwa peningkatan kadar BPA pada urine, berhubungan dengan obesitas, gangguan kesuburan, dan penyakit kardiovaskular," paparnya.
“Paparan BPA juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.”
Baca Juga: Switch Off TV Analog di Balikpapan, 6.879 Warga Diajukan Terima STB