Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

6 Sikap Sederhana yang Jadi Pengingat Diri dalam Pergaulan Sosial

ilustrasi perempuan muda (Unsplash.com/Candice Picard)
ilustrasi perempuan muda (Unsplash.com/Candice Picard)

Balikpapan, IDN Times - Memiliki self-reminder dalam hidup kini menjadi kebutuhan penting, terutama di tengah arus informasi dan kebebasan yang semakin tak terbendung. Terkadang, sikap sederhana mampu menjadi pengingat dan pegangan kuat yang berdampak besar bagi kehidupan kita. Sayangnya, banyak orang terjebak dalam standar sosial dan ikut-ikutan mengadopsi pandangan hidup orang lain, tanpa menyadari pentingnya memiliki prinsip sendiri.

Berikut ini enam sikap sederhana yang bisa menjadi self-reminder dalam pergaulan sosial dan membantu menjaga keseimbangan hidup:

1. Saring sebelum sharing

Ilustrasi bermedia sosial (Unsplash.com/ANGELA FRANKLIN)
Ilustrasi bermedia sosial (Unsplash.com/ANGELA FRANKLIN)

Di era digital, arus informasi mengalir deras, memberikan kemudahan bagi siapa saja untuk mendapatkan dan menyebarkan berita. Namun, kemudahan ini sering tidak diimbangi dengan kecerdasan dalam memilah informasi. Akibatnya, benturan antara informasi yang positif dan negatif kerap terjadi.

Untuk itu, sangat penting menyaring informasi sebelum membagikannya, terutama di media sosial. Tanpa proses penyaringan, penyebaran informasi bisa menjadi tidak terkendali dan menyimpang dari tujuan awal yang baik. Ingat, berbagi informasi boleh saja, tapi pastikan selalu disaring terlebih dahulu.

2. Sisihkan uang untuk tabungan, bukan sisakan

ilustrasi melihat kondisi finansial (Unsplash.com/Cayley Nossiter)
ilustrasi melihat kondisi finansial (Unsplash.com/Cayley Nossiter)

Banyak orang menabung dengan menyisihkan sisa penghasilan setelah kebutuhan hidup terpenuhi. Meskipun cara ini sah-sah saja, namun risikonya adalah inkonsistensi dalam menabung, yang pada akhirnya mengurangi saldo investasi untuk masa depan.

Lebih baik, mulailah menabung atau berinvestasi dengan menyisihkan penghasilan secara rutin sebelum digunakan untuk kebutuhan lainnya. Dengan begitu, dana untuk masa depan akan tetap terjaga tanpa terganggu oleh pengeluaran yang tidak terkendali.

3. Jadilah tuntunan, bukan sekadar tontonan

Ilustrasi bermedia sosial (Unsplash.com/Josh Rose)
Ilustrasi bermedia sosial (Unsplash.com/Josh Rose)

Keinginan untuk menginspirasi orang lain menjadi hal yang wajar di era media sosial. Banyak orang berlomba-lomba menciptakan konten yang diharapkan bisa menginspirasi. Namun, sering kali tujuan ini bergeser, dan konten yang dihasilkan justru hanya mengejar viralitas.

Ingatlah bahwa menjadi tontonan saja tidak cukup. Konten yang kita suguhkan sebaiknya tetap memberikan tuntunan yang bermanfaat. Jika hanya mengejar popularitas tanpa memperhatikan nilai edukasi, hal tersebut justru bisa merugikan diri sendiri dan orang lain.

4. Tetaplah rendah hati tapi jangan jadi rendah diri

ilustrasi perempuan muda (Unsplash.com/Candice Picard)
ilustrasi perempuan muda (Unsplash.com/Candice Picard)

Sikap rendah hati adalah kualitas yang dihargai oleh banyak orang. Rendah hati membuat seseorang mampu menghargai orang lain dan menjauhi kesombongan. Sikap ini juga membuat orang lebih loveable dan disukai oleh lingkungan sosial.

Namun, berhati-hatilah agar sikap rendah hati tidak berubah menjadi rendah diri. Merendahkan diri secara berlebihan dapat mengikis kepercayaan diri dan justru berdampak negatif. Jadi, teruslah bersikap rendah hati, tapi tetap jaga kepercayaan diri.

5. Jangan pernah protes pada proses

ilustrasi marah (Pexels.com/Liza Summer)
ilustrasi marah (Pexels.com/Liza Summer)

Setiap orang menjalani proses hidup yang berbeda-beda. Ada yang mencapai kesuksesan dengan cepat, ada pula yang membutuhkan waktu lebih lama untuk menuai hasil. Jangan terburu-buru merasa frustrasi jika proses hidupmu terasa lambat.

Proses adalah bagian penting dalam perjalanan hidup. Hargai setiap tahapannya, karena setiap langkah kecil akan membawamu lebih dekat pada tujuan. Dengan kesabaran dan rasa syukur, hasil yang baik akan datang pada waktunya.

6. Berhenti memaksa diri tampil kuat

ilustrasi merasa sedih (Pexels.com/Liza Summer)
ilustrasi merasa sedih (Pexels.com/Liza Summer)

Hidup tidak selalu tentang kebahagiaan. Ada kalanya kita harus menghadapi kesedihan, kemarahan, dan kekecewaan. Mengakui bahwa kita tidak selalu baik-baik saja adalah langkah penting untuk menerima kenyataan dan memperkuat mental.

Tidak masalah terlihat lemah sesekali. Meminta dukungan mental dari orang lain bukanlah tanda kelemahan, melainkan bukti bahwa kita manusiawi. It’s okay to not be okay. Yang penting adalah bagaimana kita bangkit dan menjadi lebih kuat dalam menghadapi kehidupan.


Saat keenam sikap sederhana ini dijadikan self-reminder, tanpa disadari kamu akan semakin mencintai kesederhanaan hidup dan lebih siap menghadapi segala tantangan. Meskipun zaman terus berubah, memiliki pengingat diri yang abadi akan menjadi panduan dalam menjalani hidup, apa pun kondisi yang dihadapi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sri Gunawan Wibisono
EditorSri Gunawan Wibisono
Follow Us