Jam Malam di Balikpapan, Kafe Tak Taat Bakal Ditutup Sementara
Pengetatan jam malam sudah tahap pelonggaran
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Balikpapan, IDN Times – Penegakan Perwali No 23 Tahun 2020 di Kota Balikpapan telah berjalan selama empat pekan terakhir. Selama itu pula cukup banyak orang-orang yang tidak menggunakan masker terjaring razia. Jika kedapatan melanggar mereka akan dikenakan sanksi yang telah diatur dalam Perwali tersebut.
Selain itu, Pemerintah Kota juga menerapkan jam malam. Masyarakat diminta agar dapat menghentikan aktivitasnya setelah pukul 22.00 Wita. Dalam penerapan jam malam tersebut, jika masih ada aktivitas yang berjalan, seperti kafe maka akan langsung dibubarkan oleh Satuan Polisi Pramong Praja (Satpol PP) dan ditutup.
Sedangkan untuk sanksi yang dikenakan, akan dikembalikan pada Perwali No 23 Tahun 2020. Sanksi akan dikaji sesuai dengan tingkat pelanggaran yang ada dalam peraturan pemerintah, salah satunya penutupan sementara kegiatan usaha.
“Sanksi yang melanggar ketentuan jam malam dan juga sejalan dalam pengaturan sanksi pelanggaran prokes, yaitu diberlakukan penutupan sementara kegiatan usaha yang menjadikan massa melakukan kerumunan,” jelas Kepala Satpol PP Zulkifli, Senin (21/9/2020) melalui pesan singkat whatsapp.
Baca Juga: Pembagian Bansos di Balikpapan, Dewan Tak Bisa Intervensi
1. Jam malam tetap diberlakukan
Dijelaskan oleh Zulkifli, bahwa penerapan jam malam akan terus berlaku sampai mendapat arahan kembali dari Pemerintah Kota Balikpapan. Usai dua minggu jam malam berlaku dan telah dilakukan evaluasi, diputuskan kedepannya jam malam akan terus diterapkan.
Setelah pukul 22.00 bagi masyarakat yang ingin masih membuka usahanya terutama warung/rumah makan, kafe, angkringan dan resto, diperkenankan untuk melayani pesanan makanan dibawa pulang atau take away.
“Jadi masyarakat boleh memesan tetapi dibawa pulang atau take away,” ucapnya.
Terkait wacana pemajuan jam malam beberapa waktu lalu, Zulkifli menyampaikan justru saat ini telah dilakukan pelonggaran.
“Alhamdulillah, nyatanya bukan maju tapi malah diberi pelonggaran,” terangnya.
Baca Juga: Tambah Enam, Pasien Sembuh COVID-19 Penajam Paser Utara Capai 77 Orang
Baca Juga: Langgar Protokol Kesehatan, 2 Tempat Tongkrong Samarinda Tutup 6 Hari