Jalan Rusak, Ibu di Ketapang Terpaksa Melahirkan di Mobil Ambulans

Sang ibu melahirkan di tengah perjalanan saat menuju RS

Pontianak, IDN Times - Seorang perempuan yang tengah hamil dan sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar), terpaksa melahirkan di dalam mobil ambulans pada Jumat (10/5/2024).

Perempuan tersebut berasal dari Desa Sungai Tengar, Kecamatan Kendawangan, Kabupaten Ketapang, yang saat itu sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit.

Keadaan memaksa dia untuk melahirkan di tengah perjalanan, tepatnya di Desa Sungai Nanjung, Kecamatan Matan Hilir Setan, Kabupaten Ketapang, pada Jumat pukul 13.30 WIB.

1. Jalan rusak jadi kendala

Jalan Rusak, Ibu di Ketapang Terpaksa Melahirkan di Mobil AmbulansIbu melahirkan di ambulance saat mau dirujuk ke RS. (IDN Times/istimewa).

Ibu tersebut sebelumnya sedang dalam perjalanan dari Puskesmas Kendawangan menuju rumah sakit. Namun, karena kondisi jalanan rusak yang menghambat perjalanan, ibu tersebut terpaksa melahirkan di tengah jalan.

“Kami berangkat dari Puskesmas Kendawangan pukul 12.10 WIB, namun kami terpaksa berhenti di tengah jalan di Sungai Nanjung, dan proses kelahiran berlangsung pada pukul setengah dua,” ungkap Nova, anggota keluarga dari ibu yang melahirkan.

Proses kelahiran berjalan lancar, dan ibu serta bayi perempuannya dinyatakan sehat. Setelah melahirkan, bayi perempuan tersebut langsung dibawa ke rumah warga terdekat.

Kejadian ini membuat Nova menyerukan kepada pemerintah untuk memperhatikan kondisi infrastruktur jalan di daerah tersebut.

“Kondisi jalan yang hancur menyebabkan ibu hamil terpaksa melahirkan di tengah perjalanan. Kami sebagai masyarakat meminta kepada pemerintah untuk membuka mata dan segera memperbaiki kerusakan jalan di jalur ini. Jangan biarkan situasi seperti ini berlangsung terlalu lama,” tegas Nova.

Baca Juga: 1.085 Pelajar akan Bertanding di Ajang Popda Kota Pontianak

2. Ketuban pecah dini, pasien dirujuk ke RS

Jalan Rusak, Ibu di Ketapang Terpaksa Melahirkan di Mobil AmbulansKadinkes Kalbar, Erna Yulianti. (IDN Times/Teri).

Saat dimintai konfirmasi, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Erna Yulianti menjelaskan, bahwa ketika pasien datang ke puskesmas, kondisinya sudah mengalami pecah ketuban dini dan harus dirujuk ke rumah sakit.

“Hasil pemeriksaan pertama di puskesmas dengan menggunakan USG menunjukkan bahwa pasien ini tidak dapat melahirkan di puskesmas. Setelah diperiksa, terdapat indikasi ketuban pecah dini dan plasenta yang terletak tinggi. Namun, pihak puskesmas sudah menyiapkan diri jika pasien tersebut harus melahirkan di jalan,” jelas Erna.

Sehingga, ketika proses rujukan dimulai, dua bidan dan perlengkapan untuk persalinan di jalan telah disiapkan. Akhirnya, pasien tersebut melahirkan di jalan dengan kondisi normal, namun plasentanya melekat, sehingga pasien harus dirujuk ke rumah sakit.

“Namun, plasenta yang melekat menyebabkan risiko pendarahan. Hal ini bisa saja terjadi, itulah sebabnya kita khawatir jika plasenta harus diekstraksi secara manual. Alhamdulillah, plasenta berhasil diekstraksi di rumah sakit, dan kami berhasil meminimalkan risiko pendarahan,” tambah Erna.

Erna menjelaskan bahwa keterlambatan sampai ke RSUD disebabkan oleh kehati-hatian sopir ambulans dalam menghadapi kondisi akses jalan yang sulit dilalui. Pasien yang dibawa adalah seorang ibu hamil dengan indikasi dirujuk karena pecah ketuban dini, sehingga harus ditangani dengan hati-hati.

3. Jalan rusak itu sedang ditangani sejak tahun 2023

Jalan Rusak, Ibu di Ketapang Terpaksa Melahirkan di Mobil AmbulansProses lahiran ibu di Ketapang dibantu oleh bidan. (IDN Times/istimewa).

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kalbar Iskandar Zulkarnaen memberikan tanggapan terkait peristiwa tersebut. Menurutnya, ruas jalan Pesaguan-Kendawangan, yang merupakan kewenangan provinsi, saat ini sedang ditangani oleh program Inpres Jalan Daerah sejak tahun 2023, dan akan dilanjutkan pada tahun 2024.

“Penanganannya akan dilanjutkan melalui Program Inpres Jalan Daerah. Anggaran untuk penanganan ruas Kendawangan-Pesaguan sudah dialokasikan melalui program IJD kita (APBD),” jelasnya.

Iskandar juga menegaskan bahwa Sungai Nanjung termasuk dalam bagian dari ruas jalan Pesaguan-Kendawangan. Pihaknya akan berkoordinasi dengan Balai Jalan Nasional wilayah Kalbar, yang bertanggung jawab atas pelaksanaan IJD tahun 2024, untuk mempercepat proses pelaksanaannya.

“Kami perlu melakukan koordinasi dengan Balai Jalan Nasional, karena pengelola IJD adalah BPJN Kalbar. Saat ini, kami belum menerima informasi lebih lanjut. Namun, jika anggarannya sudah tersedia, kemungkinan proses pengadaan barang dan jasa akan segera dilakukan oleh mereka,” tambahnya.

Baca Juga: Choi Pan, Kudapan yang Wajib Dicoba saat di Pontianak

Topik:

  • Linggauni
  • Sri Wibisono

Berita Terkini Lainnya