Samarinda, IDN Times - Kantor penghubung Komisi Yudisial (KY) wilayah Kaltim di Jalan Slamet Riyadi, Kelurahan Teluk Lerong Ulu, Kecamatan Sungai Kunjang nyaris rata dengan tanah akibat ulah si jago merah pada subuh Ahad (1/12). Peristiwa ini dalam penyelidikan polisi, tempat kejadian perkara juga sudah disematkan garis polisi agar TKP tetap steril.
"Hanya bagian belakang (kantor KY) yang terbakar. Kami juga sudah olah TKP," ucap Kanit Reskrim Sungai Kunjang, Ipda Purwanto pada Senin (2/12).
Dari hasil penyelidikan polisi, bagian yang terbakar itu adalah gudang, toilet, sisi atap atas dan sejumlah ruangan lainnya. Meskipun demikian, pihak KY Kaltim belum menghitung kerugian ataupun banyak barang serta peralatan yang terbakar atau terdampak siraman air pemadam kebakaran.
"Informasi yang kami terima, itu gak ada unsur kesengajaan," terangnya.
Lebih lanjut, Purwanto menerangkan ada enam saksi yang diperiksa penyelidik. Keenam orang tersebut merupakan warga yang membangun rumah semi permanen di belakang kantor KY Kaltim. Sejumlah dugaan, muncul ke permukaan. Misalnya sengaja dibakar, korsleting listrik atau karena sampah terbakar.
Namun perwira balok dua itu menegaskan, tak ada unsur kesengajaan, rumah semi permanen itu juga tak dialiri listrik. Dengan demikian tinggal satu unsur memenuhi?
"Iya, dugaan sementara itu, sampah terbakar. Tapi ini masih terus kami dalami. Belum ada tersangka, masih saksi," ujarnya.
Dia juga menerangkan, sebelumnya memang ada isu beredar, kebakaran tersebut dikarenakan cekcok antar penghuni rumah di belakang kantor KY Kaltim. Penyebab keributan dari informasi yang diterima Purwanto ialah karena masalah perempuan dan juga pengaruh minuman keras (beralkohol). Namun, hal tersebut tak berkaitan dengan terbakarnya sebagian kantor KY Kaltim.
"Itu hanya perkelahian biasa. Jauh dari kejadian," sebutnya.
Purwanto menambahkan, hingga saat ini Unit Reskrim Polsek Sungai Kunjang masih menyelidiki penyebab pasti kebakaran tersebut. Dengan kata lain, ada kemungkinan polisi menangkap tersangka yang melakukan pembakaran?
"Bisa saja, makanya kami terus melakukan penyelidikan," pungkasnya.