Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Geger Bendera One Piece, Anggota DPR RI dari Kalsel Soroti Mental Gen Z

Anggota Komisi XIII DPR RI, Muhammad Rofiqi, menyebut fenomena pengibaran bendera One Piece kemungkinan bentuk kekecewaan, Senin (4/8/2025).
Anggota Komisi XIII DPR RI, Muhammad Rofiqi, menyebut fenomena pengibaran bendera One Piece kemungkinan bentuk kekecewaan, Senin (4/8/2025). (Hendra Lianor/IDN Times)

Banjarbaru, IDN Times - Fenomena pengibaran bendera one piece menjelang HUT ke-80 Kemerdekaan RI disoroti Anggota DPR RI Dapil Kalimantan Selatan I, Muhammad Rofiqi. Menurutnya, para pemuda khususnya Gen-Z dan milenial harus diberi pelajaran tentang ideologi Pancasila.

"Ini sangat menyentak perasaan kita menjelang Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, malah bendera ini (One Piece) yang viral. Anak-anak muda kita, Gen-Z dan Milenial perlu kita tatar lagi nilai-nilai luhur Pancasila," ujar Rofiqi kepada awak media usai menjadi narasumber dalam Sosialisasi Pembinaan Ideologi Pancasila, di Grand Qin Banjarbaru, Senin (4/8/2025)

1. Bentuk kekecewaan terhadap pemerintahan sebelumnya

Bendera One Piece saat berkibar di Kawasan Kejawan Putih Tambak, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya.
Bendera One Piece saat berkibar di Kawasan Kejawan Putih Tambak, Kecamatan Mulyorejo, Surabaya. (IDN Times/Khusnul Hasana)

Rofiqi yang juga Ketua Gerindra Kabupaten Banjar ini menyebut ada kemungkinan fenomena bendera One Piece ini sebagai ekspresi kekecewaan terhadap pemerintahan sebelumnya.

"Saya tidak mengetahui pasti penyebabnya, tapi buat saya memang ada kekecewaan misalnya kepada pemerintah yang lalu yang berkaitan dengan kesejahteraan. Kita tidak bisa berbicara ideologi kalau perut rakyat masih lapar," ungkap Anggota Komisi XI DPR RI ini.

Oleh karena itu, tambah Rofiqi, Presiden Prabowo saat ini fokus terhadap peningkatan kesejahteraan, salah satunya melalui program makan bergizi gratis, dengan anggaran puluhan triliun tahun ini uang tersebut akan berputar di tengah masyarakat melalui UMKM.

2. Gempuran budaya luar menggerus nilai-nilai Pancasila

Pancasila di era digital
Pancasila di era digital

Masih menurut Rofiqi, anak muda di era teknologi informasi sekarang digempur budaya luar, sehingga turut menggerus pengamalan nilai-nilai Pancasila.

"Makanya itu penguatan tentang ideologi Pancasila seperti ini sangat perlu bagi anak-anak muda," tutur Rofiqi.

3. Pancasila harus dikenalkan sejak dini seperti dulu

Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila.
Upacara Peringatan Hari Lahir Pancasila (IDN Times/Ilman Nafi'an)

Rofiqi bercerita, dulu waktu SD buku anak-anak harus diberi sampul yang di belakangnya terdapat Pancasila dan butir-butirnya. Tapi sekarang tidak lagi. Ia membuktikan, hal itu cukup efektif menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini.

"Hal-hal simpel itu yang membuat anak-anak zaman dulu cepat hafal Pancasila dan memahami nilai-nilainya. Pancasila itu dibuat dengan darah dan air mata. Banyak pengorbanan nyawa dan air mata pejuang kita dulu hingga lahirnya Pancasila," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sri Gunawan Wibisono
EditorSri Gunawan Wibisono
Follow Us