Hubungan Seks Sesama Jenis Jadi Sebab Terbanyak HIV/AIDS di Balikpapan

Balikpapan, IDN Times - Hingga Oktober 2024, Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan mencatat ada 303 kasus HIV/AIDS yang terdeteksi di Balikpapan. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun lalu, di mana ada 318 kasus HIV/AIDS yang terdeteksi.
Kasus HIV/AIDS di Balikpapan, dijelaskan Ketua Tim Kerja Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P3M) Dinas Kesehatan Kota (DKK) Balikpapan, dr. I Dewa Gede Dony Lesmana cenderung stagnan. Meski tidak mengalami lonjakan yang signifikan dari tahun ke tahun, namun kasus ini perlu diwaspadai. Apalagi penyebab paling banyak akibat hubungan sesama jenis.
Kendati demikian, mobilisasi manusia ke Balikpapan karena pembangunan IKN menjadi kewaspadaan tersendiri bagi DKK Balikpapan.
"Sebagai kota penyangga, kami harus siap dengan berbagai masalah sosial dan kesehatan termasuk penyakit menular. Salah satunya adalah HIV/AIDS," kata dia.
1. Kasus HIV/AIDS didominasi laki-laki pada usia produktif
Kasus HIV/AIDS di Balikpapan didominasi penularan pada kelompok usia produktif, khususnya pria. Berdasarkan data yang diterima Dinas Kesehatan Kota Balikpapan (DKK), hingga Agustus 2024 tercatat 393 kasus Infeksi Menular Seksual (IMS), yang menjadi alarm atas potensi penyebaran HIV/AIDS di kota tersebut.
Jumlah tersebut menunjukkan kenaikan dibandingkan tahun lalu, yang tercatat sebanyak 324 kasus IMS. Dewa, menyebutkan bahwa peningkatan kasus IMS merupakan indikasi awal dari potensi penularan HIV/AIDS.
“Biasanya, kasus HIV/AIDS diawali dengan peningkatan kasus IMS. Ini yang harus kami waspadai,” jelasnya kepada IDN Times pada Sabtu (30/11/2024).
Lebih lanjut kata Dewa, penularan HIV/AIDS di Balikpapan lebih banyak terjadi melalui hubungan seksual berisiko, baik homoseksual maupun heteroseksual. Fenomena ini berbeda dengan pola penularan pada dekade 1990-an, yang mayoritas disebabkan oleh penggunaan jarum suntik narkoba secara bergantian.
Kelompok usia 25-49 tahun, yang merupakan usia produktif, tercatat sebagai kelompok yang paling banyak terinfeksi HIV/AIDS, dengan jumlah kasus pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan, yakni 198 kasus pada laki-laki dan 74 kasus pada perempuan di tahun ini.
Data juga menunjukkan bahwa kelompok tertentu seperti laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (LSL), pekerja seks, serta pelanggan pekerja seks merupakan populasi kunci yang berisiko tinggi terhadap HIV/AIDS. Hingga Oktober 2024, tercatat ada 140 kasus di kalangan LSL, 54 kasus pada pelanggan pekerja seks, pasangan yang kerap berganti pasangan 44 kasus, transgender 2 kasus, serta 45 kasus pada anak dengan orangtua pengidap HIV (ODHIV).
Dewa juga menyebut angka kematian akibat AIDS pada 2024 menunjukkan penurunan, yakni 38 kasus, dibandingkan tahun 2023 yang mencapai 55 kasus. Namun, masih ada kekhawatiran terkait penularan di kalangan ibu rumah tangga, dengan 39 kasus pada 2023 dan 32 kasus pada 2022.