Insiden Penyerangan di Paser, JATAM Desak Kapolres Paser Dicopot

Samarinda, IDN Times - Insiden penyerangan di Dusun Muara Kate, Desa Muara Langon, Kecamatan Muara Komam, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur (Kaltim), menewaskan seorang warga berinisial Rusel (60) dan melukai Ansouka (55). Kasus ini mendapat perhatian serius dari Jaringan Advokasi Tambang (JATAM) Kaltim.
Dinamisator JATAM Kaltim, Mareta, menyebutkan bahwa insiden tersebut tidak terlepas dari konflik berkepanjangan antara warga dengan perusahaan tambang batu bara PT MCM. Perusahaan tersebut dituding menggunakan jalan umum untuk aktivitas hauling tanpa memperhatikan keselamatan masyarakat.
1. Serangan terhadap warga merupakan puncak eskalasi konflik

Menurut Mareta, kekerasan yang terjadi pada Jumat (15/11/2024) merupakan puncak eskalasi konflik yang telah berlangsung lama.
"Ini adalah bukti ketidakseriusan pemerintah dan aparat penegak hukum dalam menyelesaikan masalah ini. Masyarakat yang menuntut hak atas lingkungan yang bersih malah menjadi korban kekerasan yang diduga dilakukan atas perintah perusahaan," ujarnya dalam siaran pers.
Mareta menjelaskan bahwa ketegangan antara warga dan PT MCM memuncak sejak insiden kecelakaan fatal pada 26 Oktober 2024, ketika truk pengangkut batu bara milik perusahaan menabrak seorang pendeta, Veronika Fitriani, hingga tewas di Desa Muara Langon. Sebelumnya, warga Desa Batu Kajang dan sekitarnya telah berulang kali memblokir jalan untuk menghentikan aktivitas hauling yang dinilai merusak jalan dan membahayakan keselamatan.
2. JATAM Kaltim minta langkah tegas pemerintah

JATAM Kaltim bersama koalisi masyarakat sipil telah mengirimkan surat terbuka kepada pejabat terkait, termasuk Penjabat Gubernur Kaltim, Bupati Paser, dan Kapolda Kaltim. Namun, hingga kini belum ada tindakan konkret untuk menyelesaikan konflik tersebut.
"Negara gagal melindungi keselamatan warga. Aparat dan pejabat publik menunjukkan sikap cuci tangan dalam kasus ini," tegas Mareta. Ia menambahkan bahwa warga terpaksa membangun pos penjagaan secara mandiri untuk mengamankan wilayah mereka.
JATAM Kaltim menuntut sejumlah langkah tegas, di antaranya:
- Memproses hukum PT MCM atas dugaan pelanggaran lingkungan.
- Mencabut izin usaha PT MCM sebagai sanksi atas kerusakan yang ditimbulkan.
Menangkap dan mengadili pelaku penyerangan terhadap warga. - Membangun pos penjagaan resmi di sepanjang jalur hauling batu bara untuk melindungi warga.
- Mengusut kejahatan tambang melalui Komnas HAM.
- Mendesak agar Kapolres Paser AKBP Novy Adi Wibowo, dicopot dari jabatannya atas kelalaian dalam melindungi masyarakat.
3. Kronologis serangan terhadap warga

Penyerangan terjadi pada Jumat (15/11/2024) sekitar pukul 05.00 WITA di posko "Masyarakat Stop Hauling Batu Bara" di RT 06, Dusun Muara Kate. Warga setempat, Warta Linus, menyebut serangan dilakukan oleh orang tak dikenal saat warga sedang tertidur. "Ada lima orang tidur di lantai bawah rumah. Dua di antaranya, Pak Rusel dan Pak Ansouka, mengalami luka bacok di leher," ungkap Linus.
Rusel meninggal akibat luka serius, sementara Ansouka masih dirawat intensif di RS Pangeran Sebaya, Tana Grogot. "Warga baru terbangun setelah mendengar teriakan minta tolong," tambah Linus.
Kapolres Paser, AKBP Novy Adi Wibowo, menyatakan bahwa pihaknya tengah melakukan penyelidikan untuk mengungkap pelaku penyerangan. "Sejumlah saksi telah dimintai keterangan," ujarnya.
Insiden ini menambah daftar panjang konflik antara masyarakat dan perusahaan tambang yang belum menemukan solusi. Warga berharap pemerintah segera mengambil langkah nyata untuk mengakhiri konflik dan memastikan keselamatan mereka.