Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Jatuh di Hutan Lindung Kalsel, Kondisi Helikopter Eastindo Air Hancur

Tim SAR gabungan saat proses evakuasi korban helikopter jatuh di tengah hutan wilayah Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel. (Dok/Basarnas)
Tim SAR gabungan saat proses evakuasi korban helikopter jatuh di tengah hutan wilayah Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel, Kamis (4/9/2025). (Dok/Basarnas)
Intinya sih...
  • Helikopter jatuh di hutan lindung Kalsel
  • Evakuasi memakan waktu satu hari karena medan sulit dan cuaca buruk
  • 260 tim SAR gabungan terlibat dalam pencarian, dengan tim darat harus menginap di hutan
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Banjarbaru, IDN Times - Kondisi badan pesawat helikopter BK117-D3 PK-RGH milik PT Eastindo Air yang jatuh di pegunungan Kalimantan Selatan (Kalsel) terbakar, bahkan nyaris tidak berbentuk lagi. Delapan orang dalam pesawat dipastikan meninggal dunia.

Helikopter tersebut dinyatakan hilang kontak pada Senin, 1 September 2025, di kawasan pegunungan Meratus, Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel. Hari ketiga pencarian, Rabu (3/9/2025) 14.45 WITA, tim SAR gabungan berhasil menemukan bangkai helikopter.

"Kami menyampaikan duka cita yang mendalam atas musibah jatuhnya helikopter. Atas nama Basarnas, saya mengucapkan belasungkawa kepada seluruh korban," ujar Direktur Operasi Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Yudhi Bramantyo, dalam konferensi pers di Lanud Sjamsudin Noor, di Banjarbaru, Rabu (3/9/2025) malam.

1. Pesawat jatuh di hutan lindung

Tim SAR gabungan saat proses evakuasi korban helikopter jatuh di tengah hutan wilayah Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel, Kamis (4/9/2025). (Dok/Basarnas)
Tim SAR gabungan saat proses evakuasi korban helikopter jatuh di tengah hutan wilayah Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel, Kamis (4/9/2025). (Dok/Basarnas)

Yudhi Bramantyo mengatakan helikopter ditemukan di titik koordinat 03° 5’6” S – 115° 37’39.07” E. Berjarak sekitar 700 meter dari titik yang sebelumnya diperkirakan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Yudhi tidak merinci titik koordinat tersebut berada di wilayah mana. Namun, jika di-overlay menggunakan Google Earth, lokasinya berada sekitar 3,51 kilometer dari Air Terjun Mandin Damar.

Lokasi ini masuk dalam kawasan hutan lindung, berada pada ketinggian sekitar 1.945 kaki di atas permukaan laut. Secara administratif, terletak di Desa Emil Baru, Kecamatan Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu.

2. Medan sulit, proses evakuasi memakan satu hari

Tim SAR gabungan saat proses evakuasi korban helikopter jatuh di tengah hutan wilayah Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel, Kamis (4/9/2025). (Dok/Basarnas)
Tim SAR gabungan saat proses evakuasi korban helikopter jatuh di tengah hutan wilayah Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel, Kamis (4/9/2025). (Dok/Basarnas)

Sejak diumumkan ditemukan bangkai pesawat, pada Rabu kemarin, Tim SAR gabungan baru selesai mengevakuasi jenazah korban pada Kamis (4/9/2025). Kabar terakhir, jenazah sudah dibawa menggunakan jalur darat.

Jatuh di area hutan tropis, dengan vegetasi sangat rapat yang tidak terjamah manusia, para Tim SAR gabungan yang di darat harus membuka jalan mengikuti titik koordinat yang sudah ditentukan.

Belum lagi kondisi cuaca yang tidak menentu, setiap hari ada saja turun hujan. Tak jarang helikopter yang ingin berangkat melakukan pencarian batal terbang karena cuaca butuk. Bahkan saat ditemukan bangkai helikopter juga sedang hujan.

3. Tim SAR darat harus menginap di hutan

Tim SAR gabungan saat proses evakuasi korban helikopter jatuh di tengah hutan wilayah Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel, Kamis (4/9/2025). (Dok/Basarnas)
Tim SAR gabungan saat proses evakuasi korban helikopter jatuh di tengah hutan wilayah Mantewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel, Kamis (4/9/2025). (Dok/Basarnas)

Kepala Kantor Basarnas Banjarmasin, I Putu Sudayana menyebut, dalam pencarian helikopter itu melibatkan sedikitnya 260 tim SAR gabungan, terdiri dari TNI, Polri, instansi terkait dari Pemda, serta relawan, yang dibagi menjadi tim udara dan darat.

"Tim SAR yang di darat bermalam di lokasi pencarian," kata Sudayana, menegaskan bahwa medan yang sulit mengharuskan para tim SAR menginap perbukitan.

Kendala lainnya, sinyal tidak tidak ada di lokasi pencarian, sehingga komunikasi antara tim di lapangan dan Posko tidak bisa secara real time.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us

Latest News Kalimantan Timur

See More

Polda Kalsel Bongkar Penyalahgunaan Pupuk Bersubsidi Seberat 11,5 Ton

04 Sep 2025, 19:15 WIBNews