Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Makna Kue Keranjang, Kudapan Manis saat Perayaan Imlek

ilustrasi kue keranjang (vecteezy.com/Onyengradar .)
ilustrasi kue keranjang (vecteezy.com/Onyengradar .)

Pontianak, IDN Times - Kalau Imlek tiba, ada satu kudapan khas yang nggak boleh absen di meja warga Tionghoa, khususnya di Kalimantan Barat (Kalbar). Yap, kue keranjang! Kue manis berbahan dasar ketan dan gula ini selalu jadi primadona saat perayaan Imlek dan Cap Go Meh.

Sejarawan Kalbar, Syafaruddin Daeng Usman, mengatakan bahwa di balik rasa legitnya, kue keranjang menyimpan makna mendalam, terutama soal kebersamaan.

“Sama seperti dodol Betawi, kue keranjang punya filosofi erat dengan kebersamaan dan ikatan sosial,” ujar Syafaruddin, Rabu (29/1/2025).

1. Nama lain kue keranjang Thi Kue

Dok. Humas Pemkot Bandung
Dok. Humas Pemkot Bandung

Bikin kue keranjang nggak semudah yang dibayangkan. Prosesnya lumayan rumit, tapi justru di sinilah letak keunikannya! Adonan ketan dan gula harus dimasak dalam kuali besar di atas tungku kayu bakar. Api yang digunakan pun nggak boleh terlalu besar atau terlalu kecil.

“Panas api harus pas supaya menghasilkan rasa legit khas kue keranjang,” jelas Syafaruddin.

Nggak cuma itu, adonan juga harus diaduk terus-menerus selama beberapa jam. Kalau berhenti, teksturnya bisa berubah jadi keras dan rasa manisnya nggak merata. Jadi, butuh ketelatenan ekstra buat bikin kue ini tetap enak dan lembut.

2. Asal usul nama kue keranjang

ilustrasi kue keranjang (istickphoto.com/Ika Rahma)
ilustrasi kue keranjang (istickphoto.com/Ika Rahma)

Di negeri asalnya, kue keranjang dikenal sebagai Nian Gao atau dalam dialek Hokkian disebut Thi Kue. Sementara di Indonesia, kudapan ini punya beberapa sebutan lain, seperti kue ranjang, kue bakul, atau dodol Cina.

“Kue keranjang yang kita kenal sekarang itu khas Indonesia, meskipun ada juga di Singapura dan Malaysia,” ungkap Syafaruddin.

Seiring waktu, kue ini mulai dikenal luas di berbagai daerah dengan variasi khas masing-masing. Beberapa daerah menyebutnya dodol atau jenang, tapi esensinya tetap sama: manis, lengket, dan bikin ketagihan!

3. Kue keranjang tak lekang oleh warga Tionghoa Kalbar

Pertunjukan barongsai tonggak yang ada di Old Shanghai Sedayu City saat perayaan Imlek 2025. (IDN Times/Besse Fadhilah)
Pertunjukan barongsai tonggak yang ada di Old Shanghai Sedayu City saat perayaan Imlek 2025. (IDN Times/Besse Fadhilah)

Dalam penyebarannya di Indonesia, kue keranjang kemudian menjadi penganan banyak daerah yang punya kekhasan masing-masing. Disebut juga dengan dodol dan jenang.

Kue keranjang hanya marak menjelang dan saat Tahun Baru Imlek dan akan hilang dari pasaran setelah kemeriahan lebaran Tionghoa berlalu.

“Saat ini, serupa juga dodol lainnya, kue keranjang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di Kalbar, khususnya di Pontianak dan Singkawang,” tukasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sri Gunawan Wibisono
EditorSri Gunawan Wibisono
Follow Us