Motor Warga Balikpapan Mogok Berjamaah setelah Isi BBM di SPBU

Balikpapan, IDN Times - Kualitas bahan bakar minyak (BBM) Pertamina kembali dipertanyakan warga Balikpapan. Sejumlah pengendara motor mengeluhkan kendaraannya mogok mendadak setelah melakukan pengisian di SPBU. Dugaan adanya masalah pada BBM pun mencuat.
Seperti yang disampaikan Fajar Mappa, seorang karyawan swasta. Dia mengalami kendala dengan motornya setelah mengisi bahan bakar di dua SPBU berbeda. Awalnya, ia mengisi tangkinya dengan Pertamax. Namun, setelah bahan bakar mulai menipis, ia melanjutkan dengan Pertamax Turbo di tempat lain.
Saat pertama kali menggunakannya setelah pengisian, motornya masih berfungsi normal. Namun, beberapa jam kemudian, tepatnya sekitar pukul empat sore, kendaraannya mulai menunjukkan gejala kerusakan.
"Siangnya saya isi bensin, lalu sore harinya motor tiba-tiba tersendat-sendat sebelum akhirnya mati mendadak," ungkap Fajar.
1. Masalah pada fuel pump

Masalah ini terus berulang—mesin menyala sebentar lalu mati kembali. Karena khawatir, ia pun memutuskan membawanya ke bengkel untuk diperiksa.
Di bengkel, mekanik melakukan pembersihan pada beberapa komponen mesin, seperti filter, injektor, dan manifold. Namun, meskipun sudah dibersihkan, motornya tetap mengalami kendala yang sama—tersendat-sendat dan sulit dinyalakan secara normal.
Setelah dilakukan pemeriksaan lebih mendalam, mekanik menemukan bahwa fuel pump dalam kondisi kotor. "Setelah dicek lebih lanjut, ternyata fuel pump kotor dan harus diganti," jelas Fajar.
Fuel pump atau pompa bahan bakar memiliki peran penting dalam menyalurkan bahan bakar dari tangki menuju mesin. Jika terdapat kotoran atau penyumbatan, aliran bahan bakar menjadi tidak lancar, yang bisa menyebabkan motor kehilangan tenaga hingga mati mendadak.
Fajar juga mengetahui bahwa ia bukan satu-satunya yang mengalami masalah ini. Sebelum dirinya, sudah ada dua pengendara lain yang mengalami gangguan serupa setelah mengisi bahan bakar di SPBU yang berbeda.
Ia menduga bahwa perbedaan oktan pada bahan bakar yang digunakan turut berpengaruh terhadap kondisi motornya. "Awalnya saya pakai Pertamax, mungkin di fuel pump sudah ada kotoran. Setelah diisi Pertamax Turbo yang oktannya lebih tinggi, kotoran itu langsung terlepas dan menyumbat fuel pump," ungkapnya.
Akhirnya, setelah mengganti fuel pump dan membersihkan beberapa komponen lainnya, motornya kembali normal. Namun, biaya yang harus ia keluarkan cukup besar. "Harga fuel pump saja Rp600.000. Ditambah biaya pembersihan injektor dan filter sekitar Rp50.000, serta ongkos bongkar pasang Rp50.000 lagi. Totalnya hampir Rp700 ribu," katanya.
Sebagai tindakan pencegahan, pihak bengkel menyarankan Fajar untuk tidak menggunakan Pertamax dalam waktu dekat guna menghindari risiko kerusakan serupa.
Fajar pun berharap agar ada pengawasan lebih ketat terhadap kualitas bahan bakar yang beredar di pasaran.
Pengendara lain, Fredi, mengaku awalnya, motor yang ia gunakan berfungsi normal setelah diisi Pertamax di sebuah SPBU di kawasan Balikpapan Selatan. Namun, beberapa jam setelah pengisian bahan bakar, kendaraan mulai menunjukkan gejala yang aneh. Mesin tersendat-sendat, lalu tiba-tiba mati. Meski sempat menyala kembali, motor akhirnya mengalami mati total dan tak bisa dihidupkan lagi.
"Tak ingin mengambil risiko lebih jauh, saya membawa motornya ke dealer resmi tempat saya membelinya dua bulan lalu," kata dia.
Setelah pemeriksaan awal, mekanik menemukan bahwa aki dalam kondisi longgar. Masalah tampaknya selesai, karena setelah diperbaiki, motor kembali menyala dengan normal.
Namun, itu hanya berlangsung sesaat. Saat perjalanan pulang, motor kembali mati tanpa peringatan. Dengan rasa kecewa dan bingung, Fredi segera menghubungi pihak dealer untuk melaporkan kejadian tersebut.
Dealer pun merespons dengan menjemput kembali kendaraan menggunakan mobil derek untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Hasil pemeriksaan berikutnya mengarah pada dugaan kuat bahan bakar yang digunakan menjadi pemicu utama masalah.
"Kecurigaan ini semakin menguat karena tidak hanya satu kendaraan yang mengalami hal serupa. Beberapa pemilik kendaraan lainnya juga mengeluhkan motor mereka mengalami kerusakan yang sama usai mengisi Pertamax dari SPBU. Motor saya masih berada di dealer sampai hari ini," ungkap dia.
2. Respons Pertamina Patra Niaga

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan, Edi Mangun, mengatakan, pihaknya sudah mengetahui adanya keluhan konsumen Pertamina, khususnya di Kota Balikpapan, yang disampaikan lewat media sosial.
Sebagai bentuk respons, Pertamina Patra Niaga sudah menerjukan tim untuk melakukan investigasi terhadap SPBU yang ada di Balikpapan.
"Kalau yang ramai di media sosial ada tiga SPBU. Tapi kami akan investigasi semua SPBU di Balikpapan," kata dia.
3. Hasil investigasi bakal disampaikan

Selain memeriksa kualitas BBM di seluruh SPBU, Pertamina Patra Niaga juga akan melakukan pemeriksaan terhadap depot pengisian BBM, truk pengangkut BBM, dan tanki penampungan BBM di SPBU untuk mengetahui apakah ada kebocoran, sehingga air bisa merembes.
Dari titik-titik yang diinvestigasi, Edy menyebut nantinya akan diketahui jika memang ada kontaminasi terhadap BBM. "Kami juga akan sampaikan hasil invesigasinya ke publik," kata dia.



















