Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Perempuan dan Transisi Energi: Menuju Keadilan dan Inklusi di Kaltim

Workshop “Perempuan Sebagai Agen Perubahan Mewujudkan Transformasi Ekonomi dan Energi Berkeadilan” pada 12 dan 13 Desember 2024, yang diselenggarakan Yayasan Mitra Hijau. (Dok. Yayasan Mitra Hijau)

Samarinda, IDN Times - Keterlibatan perempuan dalam isu transformasi ekonomi dan transisi energi berkeadilan menjadi salah satu kunci penting untuk menghadapi perubahan global. Perempuan sering kali menjadi pihak yang terdampak langsung oleh dinamika di sektor energi. Namun, sayangnya, pelibatan mereka masih minim. Padahal, pengalaman dan perspektif perempuan idealnya disuarakan oleh mereka sendiri.

Hal ini mengemuka dalam workshop bertajuk “Perempuan Sebagai Agen Perubahan Mewujudkan Transformasi Ekonomi dan Energi Berkeadilan”, yang digelar oleh Yayasan Mitra Hijau (YMH) pada 12–13 Desember 2024. Kegiatan ini diikuti oleh 111 perempuan dari desa terdampak tambang serta perwakilan organisasi perempuan di Samarinda dan Kutai Kartanegara.

1. Rekam jejak perempuan di tengah dinamika energi

Workshop ini diikuti 111 perempuan yang berasal dari desa terdampak tambang dan perwakilan organisasi perempuan di Samarinda dan Kutai Kartanegara. (Dok. Yayasan Mitra Hijau)

Sebelumnya, pada November 2024, YMH juga mengadakan dua kali diskusi terpumpun (focus group discussion). Diskusi ini melibatkan 27 perempuan di Samarinda dan 32 perempuan di Kutai Kartanegara yang berasal dari desa terdampak tambang. Forum ini bertujuan untuk mendokumentasikan pengalaman perempuan sekaligus memperkuat peran mereka dalam Forum Konsultasi Daerah untuk Percepatan Transformasi Ekonomi Kalimantan Timur.

Hasilnya, muncul kisah inspiratif dari perempuan yang telah mengambil peran aktif dalam transformasi ekonomi dan energi berkelanjutan. Contohnya, Muginem dari Desa Mulawarman, Tenggarong Seberang, yang menggerakkan UMKM makanan ringan sekaligus memanfaatkan biogas dari limbah ternak di desanya.

Ada pula Yayuk Sehati dari Desa Suka Maju, Tenggarong Seberang, yang memproduksi paving dari sampah plastik. Produk paving ini bahkan telah dipasarkan ke berbagai daerah. “Lebih baik hidup dari sampah daripada menjadi sampah,” ujar Yayuk tegas saat mempresentasikan inovasinya.

2. Peluang dan tantangan kesetaraan gender di energi

Workshop “Perempuan Sebagai Agen Perubahan Mewujudkan Transformasi Ekonomi dan Energi Berkeadilan” pada 12 dan 13 Desember 2024, yang diselenggarakan Yayasan Mitra Hijau. (Dok. Yayasan Mitra Hijau)

Dalam workshop tersebut, Direktur Eksekutif YMH, Doddy S. Sukadri, menekankan pentingnya transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan untuk mencegah krisis iklim. “Namun, transisi energi ini harus berkeadilan, yakni mengurangi kesenjangan sambil mengedepankan keadilan ekonomi, suku, ras, dan gender,” ujarnya.

Sementara itu, Rosalena Fransiska dari YMH memaparkan dua sasaran utama kesetaraan gender dalam transisi energi. Pertama, memberikan perempuan kesempatan yang sama untuk memimpin, berpartisipasi, dan mendapatkan manfaat dari transisi energi. Kedua, memastikan perempuan memiliki akses dan kendali terhadap produk serta layanan energi berkelanjutan.

Namun, menurut Yayuk Anggraini, dosen FISIP Universitas Mulawarman yang menjadi narasumber, masih ada empat kendala utama: dominasi laki-laki di sektor energi, terbatasnya akses perempuan ke pendidikan dan pelatihan teknis, kesenjangan dalam pengambilan keputusan, serta beban ganda perempuan antara rumah tangga dan partisipasi ekonomi.

3. Komitmen bersama untuk masa depan

Tidak hanya workshop dan berbagi pengalaman, komunitas perempuan yang hadir ini juga berkomitmen pada isu kesetaraan gender dan transformasi ekonomi. (Dok. Yayasan Mitra Hijau)

Sebagai langkah nyata, para peserta workshop sepakat menandatangani komitmen bersama. Mereka berkomitmen untuk:

  • Mengarusutamakan perspektif gender.
  • Memperkuat partisipasi perempuan.
  • Mendukung inovasi berkeadilan.
  • Meningkatkan akses terhadap energi bersih.
  • Mendorong kesetaraan dalam transformasi ekonomi.
  • Meningkatkan kesadaran dan advokasi terkait isu ini.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan transisi energi berkeadilan dapat terwujud di Kalimantan Timur, tanpa ada pihak yang terpinggirkan. Perempuan bukan hanya menjadi penerima dampak, tetapi juga penggerak utama perubahan menuju masa depan yang lebih inklusif.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
SG Wibisono
EditorSG Wibisono
Follow Us