Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pria yang Ngaku sebagai Habib di Kalimantan Selatan ini Ternyata Residivis

Habib Palsu di HST.jpeg
Tampang habib palsu, Hamidan, saat di Polsek Martapura Timur, Kamis (19/6/2025). (Hendra Lianor/IDN Times)

Hulu Sungai Tengah, IDN Times - Seorang residivis pencurian sepeda motor, Hamidan (35) warga Batu Tungku, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan berulah lagi dengan perbuatan sama. Dalam pelariannya, ia mengaku sebagai Habib (keturunan Nabi Muhammad SAW) hingga punya banyak pengikut. Kini Hamidan sudah meringkuk di balik jeruji besi.

Kasus ini bermula dari keresahan masyarakat Desa Hawang Kecamatan Limpasu, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, atas keberadaan Hamidan dan melaporkannya sebagai habib palsu ke Polsek setempat pada Senin, 16 Juni 2025.

"Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata terlapor adalah pelaku curanmor di wilayah Martapura Timur, Kabupaten Banjar pada tahun 2024," ujar Kapolres HST AKBP Jupri JHP Tampubolon, melalui Kapolsek Limpasu, IPDA Cosmos Sembiring, Kamis (19/6/2025).

Hamidan sendiri sudah pernah divonis penjara 1 tahun 3 bulan oleh hakim Pengadilan Negeri Pelaihari atas kasus pencurian sepeda motor pada tahun 2017 silam.

1. Penangkapan habib palsu disambut gembira warga

Penangkapan Habib Palsu di HST Kalsel.jpeg
Jajaran Polsek Limpasu HST dan Polsek Martapura Timur setelah berhasil menangkap Hamidan atau habib palsu atas perkara curanmor, Rabu (18/6/2025) malam. (dok.Polsek Limpasu)

IPDA Sembiring mengatakan, setelah berkoordinasi dengan Polres Banjar, Polsek Limpasu bersama jajaran Polsek Martapura Timur mengamankan Hamidan di kediamannya pada Rabu sekitar pukul 19.00 Wita.

"Pelaku mengakui bahwa telah melakukan pencurian dua buah kendaraan di wilayah hukum Polsek Martapura Timur Kabupaten Banjar," kata Kapolsek yang mengatakan Hamidan sudah dibawa dan ditahan di Polsek Martapura Timur.

Dalam penangkapan itu cukup menghebohkan warga Desa Hawang . Dari video beredar saat detik-detik penangkapan, tampak banyak warga yang antusias menyaksikan saat sejumlah polisi mendatangi kediaman Hamidan. Warga tampak menyambut gembira kedatangan polisi tersebut. Sejumlah warga juga meluapkan kekesalannya dengan berteriak "habib palsu".

"Alhamdulillah sudah ditangkap, kami warga di sini akhirnya tenang. Terima kasih kepada kepolisian," ucap Supianor, anggota BPD setempat.

2. Sepak terjang Hamidan kedoknya terbongkar setelah punya banyak jemaah

Majelis Habib Palsu di HST.jpeg
Suasana majelis Hamidan atau habib palsu diikuti banyak jemaah. (dok.istimewa)

Hamidan bersama istri dan anaknya sudah tinggal sekitar 6 bulan di Desa Hawang. Warga setempat menghormatinya karena percaya bahwa dia seorang habib. Bermodal pernah mondok di Darussalam Martapura, ia nekat membuka majelis taklim dan punya banyak jemaah pengikut majelisnya.

Dari penuturan Ketua RT setempat, Dayat, mengatakan Hamidan menjual nama habib untuk memanfaatkan kebaikan warga. "Warga memberikan fasilitas tempat tinggal, membangunkan majelis, hingga patungan untuk mengisi perabotan rumah dan sebagainya," ungkap Dayat.

Lama kelamaan, keberadaannya mulai meresahkan. Sebab tidak mau membaur dengan masyarakat, tidak pernah ke masjid, tidak ikut berkegiatan sosial, hingga menebarkan ketakutan: jika tidak menghormati habib akan kualat dan masuk neraka.

"Akhirnya tokoh masyarakat di sini mencari tahu soal kebenarannya sebagai habib. Setelah menemui beberapa habib di Barabai, dan ditelisik silsilahnya, ternyata terbukti dia bukan habib dan langsung dilaporkan ke polisi," paparnya.

3. Rabithah turun tangan, memastikan habib palsu

Rabithah Alawiyah MtP Bjb.jpeg
Lutfi Assegaf, pengurus Rabithah Alawiyah Martapura - Banjarbaru memastikan Hamidan bukan habib, Kamis (19/6/2025). (Hendra Lianor/IDN Times)

Pengurus DPC Rabithah Alawiyah Martapura - Banjarbaru mendatangi Hamidan di tahanan Polsek Martapura Timur, guna mengklarifikasi klaimnya sebagai habib.

"Setelah kami tanya silsilah keturunannya sampai ke atas dia tidak dapat menjawab, sedangkan nama orangtua dan kakek pun nasab tidak tersambung. Sehingga sudah dipastikan dia bukan dari kabilah Assegaf seperti yang diklaimnya kepada masyarakat," ujar Luthfi Assegaf, pengurus Rabithah Alawiyah Martapura - Banjarbaru kepada awak media.

Lutfi menambahkan, Hamidan sendiri sudah mengakui kesalahannya dan memberikan pernyataan secara tertulis bahwa dia berjanji tidak lagi mengulangi perbuatannya serta meminta maaf kepada masyarakat yang dirugikan.

"Untuk proses hukum kami menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian. Semoga hal seperti ini tidak terulang dan menjadi pelajaran bagi masyarakat agar jangan mudah percaya jika ada orang tidak dikenal mengaku-ngaku sebagai habib," pungkasnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Linggauni -
EditorLinggauni -
Follow Us