Sepi Peminat, SD Cokroaminoto Balikpapan Tak Dapat Satu pun Siswa Kelas 1

Balikpapan, IDN Times – Sekolah Dasar (SD) Islam Cokroaminoto di Balikpapan mengalami penurunan jumlah murid secara signifikan pada Tahun Ajaran Baru 2025/2026. Bahkan, tahun ini tidak ada satu pun murid yang mendaftar di kelas 1.
Ellitawati Zainal, bendahara sekolah dan guru di SD Cokroaminoto, menjelaskan bahwa kondisi ini baru pertama kali terjadi. "Biasanya ada sekitar sepuluh murid kelas 1, tapi tahun ini kosong sama sekali," ujarnya, Senin pagi (28/7/2025).
Kendati demikian, dia masih berharap di tengah jalan nanti akan ada murid kelas 1 yang masuk. "Biasanya ada yang pindahan masuk ke sini," kata dia.
1. Jumlah murid terus turun sejak Covid-19

Ellitawati menduga, salah satu penyebab minimnya pendaftaran adalah kebijakan pemerintah yang memprioritaskan penerimaan murid di sekolah negeri.
"Sekarang anak di bawah tujuh tahun lebih mudah diterima di negeri, sementara swasta seperti kami kesulitan mendapatkan murid," katanya.
SD Cokroaminoto yang berdiri sejak 1958 ini sebelumnya sempat mengalami masa kejayaan. Namun, setelah pandemi COVID-19 pada 2021, jumlah murid terus menurun. "Sejak COVID, murid kami berkurang drastis," ujar Ellitawati.
Menurut Ellitawati, penurunan murid tidak hanya terjadi di kelas 1. Total siswa dari kelas 2 hingga kelas 6 kini hanya tersisa 31 orang. "Setiap tahun selalu berkurang, tapi bukan karena pindah sekolah, melainkan karena mengikuti orang tua yang pindah kerja, terutama ke Jawa dan Sulawesi," jelasnya.
2. Pengurangan tenaga pengajar

Dampak dari penurunan murid juga dirasakan oleh para guru. Jumlah tenaga pengajar yang semula sepuluh orang kini dipangkas menjadi enam. Bahkan guru juga terpaksa merangkap jabatan. "Yayasan meminta kami menangani dua kelas sekaligus per guru karena jumlah murid sedikit," tuturnya.
Ellitawati sendiri sudah mengabdi di sekolah yang terletak di Jalan Cempaka Putih, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Balikpapan Tengah, Kota Balikpapan ini sejak 2005. Ia sempat pensiun, tetapi diminta kembali mengajar pada 2021. Saat ini, selain menjadi guru kelas, ia juga menjabat sebagai bendahara sekolah.
3. Kalah saing dengan SD negeri

Lokasi SD Cokroaminoto yang strategis di pusat kota tidak menjamin daya tarik bagi calon murid. "Kami dikelilingi empat SD negeri, persaingannya sangat ketat," ujarnya.
Sekolah ini pernah memiliki jenjang SMP, tetapi terpaksa ditutup karena kekurangan murid dan pengajar. Meski izin operasional masih aktif, Ellitawati menyatakan sulit untuk membuka kembali SMP tersebut.