Viral Aspri Intervensi Wartawan, Gubernur Kaltim Minta Maaf

Samarinda, IDN Times – Gubernur Kalimantan Timur, Rudy Mas’ud, menyampaikan permohonan maaf atas insiden yang melibatkan asisten pribadinya (aspri) saat sesi doorstop interview di Kantor Gubernur Kaltim, Senin (21/7/2025) lalu.
Insiden itu sempat viral dan menuai kritik dari berbagai kalangan jurnalis hingga organisasi pers. Rudy mengakui bahwa tindakan asprinya merupakan spontanitas yang terjadi di luar kendalinya.
“Saya mohon maaf ya, itu di luar daripada kontrol saya karena sifatnya adalah spontan,” kata Rudy di Samarinda, Rabu (23/7/2025).
1. Tegaskan tak ada niat intervensi

Rudy memastikan dirinya tak pernah berniat menghalangi atau mengintervensi kerja jurnalis. Ia juga menegaskan pentingnya menghormati kebebasan pers yang sudah dijamin dalam undang-undang.
“Saya sekali lagi mengucapkan permohonan maaf kepada seluruh insan media, insan pers maupun insan medsos semuanya,” tegasnya.
2. Pemprov–Pers disebut tak punya jarak

Menurut Rudy, hubungan antara Pemprov Kaltim dan awak media selama ini berjalan baik dan penuh kolaborasi. Ia menyebut tidak pernah merasa berjarak dengan insan pers, yang disebutnya sebagai mitra strategis pemerintah.
“Selama ini saya rasa saya dengan teman-teman tidak ada jarak. Kita tetap bisa berkolaborasi membangun Kalimantan Timur,” ujarnya.
3. Harap jadi pelajaran bersama

Rudy berharap insiden ini menjadi pembelajaran agar kejadian serupa tidak terulang. Ia juga mengajak semua pihak, termasuk jurnalis, untuk terus menjaga komunikasi yang sehat dan terbuka.
“Semoga di masa-masa yang akan datang itu tidak akan terulang lagi. Yang jelas kita lanjutkan kebersamaan kita mempererat komunikasi dan silaturahmi,” kata dia.
4. Soal pernyataan “jangan tanya di luar konteks”
.jpg)
Terkait pernyataan Kepala Biro Administrasi Pimpinan Pemprov Kaltim, Syarifah Alawiyah, yang menyarankan agar wartawan tak bertanya di luar konteks kegiatan, Rudy menyebut hal itu sah-sah saja.
“Boleh, gak ada masalah. Yang jelas, kami harapkan informasi-informasi yang positif itu yang diberikan kepada masyarakat. Karena positif saja belum tentu responnya positif, apalagi kalau negatif,” pungkasnya.