Banjir di Paser Diduga Akibat Kurangnya Ruang Terbuka Hijau
Drainase juga dinilai tidak berfungsi maksimal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Paser, IDN Times - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Paser Acmad Safari menilai salah satu penyebab banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kota Tanah Grogot disebabkan kurangnya ruang terbuka hijau (RTH). Sehingga keberadaan RTH ini sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya banjir.
“Perkotaan ini perlu RTH lebih banyak lagi, agar penyerapan air hujan masuk ke tanah lebih banyak. Diperlukan penanaman pohon di area perkotaan,” kata Safari, Senin.
Ia mengatakan penyebab lainnya, karena kondisi drainase kurang berfungsi sehingga tidak bisa menahan debit air. Sehingga perlu adanya normalisasi drainase yang sudah ada.
Baca Juga: Menikmati Suasana Mistis Gua Tengkorak di Paser
1. Tidak rendam semua tempat
Safari menjelaskan, banjir yang terjadi pada Jumat (22/04) lalu, tidak menggenangi semua wilayah perkotaan Tanah Grogot. Banjir terjadi hanya pada lokasi-lokasi tertentu.
Berdasarkan hasil peninjauan DLH Paser di lapangan, beberapa lokasi yang terendam banjir cukup parah di antaranya di Jalan Sultan Khaliludin atau kawasan Rawasari dan di Kawasan Balai Benih Jalan Piere Tandean hingga Desa Jone dan Desa Senaken.
“Mengapa air hujan tidak bisa masuk dengan cepat ke dalam tanah. Bagaimana air terserap di dalam tanah, berarti perlu tanaman-tanaman untuk menyerap dan menampung air dalam jumlah banyak di kawasan terbuka hijau,” ujar Safari.
Baca Juga: Cemari Lingkungan, Pemkab Paser Perpanjang Sanksi PT CBSS