TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rahmad-Thohari: MoU Pengusaha 70 Persen Pekerja Lokal Balikpapan

Debat Publik Pilwali Balikpapan 2020

Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud dan Thohari Azis dalam Debat Publik pada 11 November 2020 (Youtube/KPU Balikpapan)

Balikpapan, IDN Times - Pasangan Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud dan Thohari Azis menyampaikan visi misi serta programnya dalam Debat Publik Pendalaman Visi Misi Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Balikpapan 2020.

Tema debat publik dalam Pilwali Balikpapan 2020 ini adalah 'Menyelesaikan Permasalahan Daerah dan Menyejahterakan Masyarakat'. Sebagai calon tunggal maka pada debat publik ini paslon wali kota dan wakil wali kota berhadapan dengan lima orang panelis. 

Panelis Dr. Aji Sofyan Effendi, S.E, M.Si, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman mempertanyakan penanganan masalah pengangguran di Balikpapan yang akan menjadi kota penyangga ibu kota negara (IKN).

Menjawab hal tersebut Rahmad Mas'ud menjelaskan, "Kita harus mempersiapkan SDM yang berkualitas dengan membina anak-anak kita. Artinya mereka yang tidak lulus SMA, atau lulus kuliah tapi tidak memiliki keterampilan kita bina melalui BLK (Balai Latihan Kerja)," ujarnya pada Rabu (11/11/2020). 

1. BLK dan program magang untuk melatih tenaga kerja Balikpapan

Paslon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud dan Thohari Azis dalam Debat Publik pada 11 November 2020 (Youtube/KPU Balikpapan)

"Jangan sampai anak-anak menjadi penonton di rumahnya sendiri." kata Rahmad. Ia menyayangkan apabila perusahaan atau dalam pembangunan IKN sampai mengambil tenaga dari luar Balikpapan untuk menjadi contohnya supir, tukang las, dan tenaga kerja lainnya.

Rahmad menjelaskan di Balikpapan banyak perusahaan yang bisa menjadi tempat calon tenaga kerja untuk magang. "Kalau pemerintah hadir Insya Allah anak-anak kita bisa bersaing," ujarnya.

Selain itu ia ingin meneken perjanjian dengan perusahaan agar mayoritas pekerja adalah dari Balikpapan. " MoU persetujuan 70 persen menggunakan tenaga lokal untuk perusahannya," kata Rahmad.

Baca Juga: Warga Demo KPU Balikpapan, Pertanyakan Latar Belakang Panelis Debat 

2. Penanganan rongsokan di lahan eks Puskib

Ilustrasi Kota Balikpapan (IDN Times/Mela Hapsari)

Sementara itu, Ir. Benny Dhanio I.A.I, pengamat tata kota, mempertanyakan kepada paslon mengenai lahan eks Puskip yang sangat luas namun dipenuhi dengan rongsokan.

"Kami diusung dengan 9 partai besar artinya komunikasi politik kami, bersama dengan jajaran berkomunikasi dengan provinsi dalam hal ini gubernur," jawab Rahmad.

Ia melanjutkan, "Insya Allah kami akan meminta dan menyurati ke gubernur dimana lahan itu pengelolaannya adalah provinsi bisa diserahkan ke Pemerintah Balikpapan. Kami jadikan ruang terbuka hijau," katanya. 

Sementara, Thohari menambahkan, "Kami akan berjuang, berkomunikasi dengan pemprov agar lahan tersebut bisa dihibahkan ke Pemerintah Kota. Selain menjadi taman kota, disana akan dibangun fasilitas pendidikan. Sehingga fasilitas smart city bisa dipenuhi. Disana juga menjadi daerah tangkapan air supaya tidak banjir lagi," katanya.

3. Pelaksanaan program dengan anggaran terbatas

Ilustrasi Keuangan (IDN Times/Mardya Shakti)

Sementara itu dari segi ekonomi Prof. Dr. Hj. Aji Ratna Kusuma, M. Si Guru besar Fisipol Universitas Mulawarman mencermati bagaimana Rahmad-Thohari akan merealisasikan program-program yang direncanakan dengan ruang fiskal yang terbatas dalam waktu lima tahun.

Rahmad kembali menekankan komunikasi politik untuk mengatasi masalah keterbatasan anggaran. "Kita akan berkomunikasi baik di pemerintah provinsi maupun di pusat. Kita menggunakan politik anggaran kita," ujarnya.

Melalui komunikasi ini diharapkan anggaran akan lebih banyak mengalir ke Kota Balikpapan.  Selain itu Rahmad menegaskan di luar APBD, pihaknya akan memaksimalkan pendapatan asli daerah (PAD) melalui perusda-perusda yang akan dikelola oleh profesional.

Thohari Azis juga menambahkan, "Mengenai penurunan PAD berlaku di seluruh wilayah di Indonesia. Kami sudah banyak mempelajari program pemerintah pusat, kita sinergi program dengan pemerintah pusat tentang program pemulihan ekonomi nasional," katanya.

Ia melanjutkan, "Di samping itu kami juga harus kreatif mendorong peran UMKM," kata Thohari.

4. Ketersediaan air baku di Balikpapan masih kurang

Pexels/Steve Johnson

Sementara itu, Dr. Hj. Rahmawati, S.E, M.M, CPS, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mulawarman mempertanyakan solusi paslon wali kota dan wawali terkait ketersediaan air baku masih defisit sekitar 700 liter per detik.  Apalagi Balikpapan akan menjadi penyangga IKN. Alternatif penyediaan air baku menurut Rahmawati adalah desalinasi air laut dan pengeboran sumur dalam. 

Menjawab pertanyaan ini, Rahmad mengakui belum 100 persen warga Balikpapan teraliri PDAM. Meskipun begitu, pihaknya tidak memanfaatkan sumber air dalam, apalagi desalinasi air laut yang memakan biaya mahal. 

"Kami memanfaatkan komunikasi politik bersama dengan tetangga-tetangga di wilayah Balikpapan dan sekitarnya, seperti di PPU yang ada banyak sungai," katanya.

Rahmad ingin membuat kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara, supaya fasilitas air bakunya bisa dimasukkan ke Balikpapan melalui pipanisasi.

Baca Juga: Debat Publik Pilkada Balikpapan 2020 Digelar Malam Ini 

Berita Terkini Lainnya