TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Waspadai Klaster Keluarga, COVID-19 Kaltim Tembus 8.070 Kasus 

Kaltim peringkat kedua terbanyak periksa jumlah sampel 

Ilustrasi Tes Usap/PCR Test (IDN Times/Irfan Fathurohman)

Balikpapan, IDN Times - Juru Bicara Satgas COVID-19 Kalimantan Timur Andi Muhammad Ishak menjelaskan, penambahan kasus terkonfirmasi COVID-19 per 26 September 2020 sebanyak 219 kasus, dengan jumlah total mencapai 8.070 kasus. 

"Penambahan dari Kutai Barat 9 kasus, Kutai Timur 5 kasus, Penajam Paser Utara 3 kasus, Balikpapan 30 kasus, Bontang 48 kasus, dan Samarinda 124 kasus positif baru," ujar Andi dalam rilis virtual pada Sabtu (26/9/2020).

Andi juga menjelaskan tingginya penambahan kasus di Kalimantan Timur belakangan ini tak lepas dari meningkatnya upaya tracing dan pemeriksaan testing.

"COVID-19 di Kalimantan Timur kecenderungan kasusnya masih terjadi peningkatan yang sangat tinggi dan ini merupakan suatu konsekuensi di wilayah kita seiring dengan meningkatnya upaya tracing dan pemeriksaan oleh laboratorium PCR baik milik pemerintah maupun swasta," katanya.

Baca Juga: Bahaya Lahirnya Klaster Baru, IDI Kaltim Minta Pilkada Ditunda

1. Waspadai klaster keluarga

Ilustrasi zona merah COVID-19, Ilustrasi klaster keluarga (IDN Times Dini Suciatiningrum)

Andi mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai penambahan kasus dari klaster keluarga. Kecenderungan orang mematuhi protokol kesehatan di luar rumah, namun lengah begitu sampai di rumah. Tanpa menyadari dirinya atau anggota keluarganya membawa virus corona dari luar kemudian menginfeksi keluarga.

"Meningkatnya kasus terjadi karena peningkatan klaster keluarga yang terjadi di masyarakat, khususnya di Samarinda. Tentunya ini merupakan warning bahwa kecenderungan di luar rumah lebih protektif tapi di rumah kita biasanya sedikit lengah," katanya. 

Ia melanjutkan, semakin masifnya upaya tracing kontak erat klaster keluarga ini juga berpotensi semakin meningkatkan angka kasus terkonfirmasi positif di Kaltim karena potensi penularan klaster keluarga cukup tinggi. Meskipun demikian menurutnya, ini tidak dapat dihindari. Upaya tracing dan testing terus gencar dilaksanakan guna memutus rantai penularan COVID-19 di dalam keluarga dan masyarakat.

"Laporan secara nasional Kalimantan Timur menduduki peringkat kedua terbanyak jumlah sampel yang diperiksa berdasarkan per sejuta penduduk. Ini karena semakin banyak sampel yang diperiksa maka semakin banyak kasus yang ditemukan baik yang terkonfirmasi maupun yang tidak terkonfirmasi," ujar Andi.

2. Tidak hanya tracing dan testing, tapi upaya juga preventif sangat penting

Ilustrasi (IDN Times/Maya Aulia Aprilianti)

Andi menjelaskan, untuk penambahan kasus suspek di Kaltim per hari ini yakni sebanyak 10.600 kasus, jadi total suspek terdapat 54.817 kasus. Sementara kasus discarded sejumlah 2.656 kasus, dengan total sebanyak 33.063 kasus. 

Sementara untuk kasus probable ada penambahan 24 kasus, sementara yang masih dalam proses sebanyak13.660 kasus. Selain itu terdapat 2 kasus meninggal dari Samarinda, sehingga total positif COVID-19 yang meninggal dunia sebanyak 296 orang.

"Ada penambahan kasus sembuh sebanyak 98 kasus, total 5.178 kasus. Dari Kutai Barat 2 kasus, Kutai Timur 5 kasus, Balikpapan 59 kasus, Bontang 4 kasus, Samarinda 28 kasus sembuh. Sementara yang masih dirawat 2.596 kasus," ungkap Andi.

Ia menegaskan, "Tingginya kasus-kasus ini merupakan suatu tanda bahwa upaya kita tidak hanya meningkatkan tracing tapi juga upaya preventif pencegahan dimana semua pihak harus berkontribusi," tegasnya.

Baca Juga: Waspada! Zona Merah Penyebaran COVID-19 di Kaltim Kembali Bertambah

Berita Terkini Lainnya