TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Marak Penjual Hewan Kurban, Pemkot Balikpapan Minta Terapkan Prokes

Penjualan menggunakan sistem timbang bobot hidup hewan

Jelang Idul Adha, hewan kurban mulai ramai dijual di Balikpapan (IDN Times/Hilmansyah)

Balikpapan, IDNTimes - Penjual hewan ternak untuk perayaan Hari Raya Idul Adha 1442 Hijriah mulai marak bermunculan di Kota Balikpapan. Untuk mengantisipasi klaster baru COVID-19, Pemerintah Kota Balikpapan mengeluarkan aturan tentang pelaksanaan protokol kesehatan dalam jual-beli hewan kurban.

Penjual hewan kurban Bang Kumis (BK) Farm, Abduh Kuddu mengatakan, untuk penjualan tenak sapi dan kambing kurban tahun 2021 ini, ia menyiapkan jumlah sebanyak 150 ekor sapi dan 100 ekor kambing.

“Animonya belum bisa dilihat untuk saat ini, namun ahamdulillah sekarang ini sudah laku terjual sebanyak 85 ekor sapi,” ujar Abduh Kuddu, saat ditemui di peternakannya, Kamis (1/7/2021).

Baca Juga: Aturan Kurban saat Idul Adha di Masa Pandemik COVID-19

1. Penjualan diprediksi meningkat sepekan jelang hari raya

Hewan kurban di Balikpapan (IDN Times/Hilmansyah)

Abduh mengatakan, penjualan hewan kurban biasanya akan meningkat sepekan menjelang Hari Raya Iduladha, dimana biasanya dalam satu hari bisa terjual 15 ekor perharinya.

“Ada dua jenis ada sapi lokal dan ada sapi impor, untuk sapi lokal diantaranya sapi bali, sapi peranakan ongole atau biasa disebut sapi brahman dan sapi impor meliputi sapi simmental yang aslinya dari Swiss dan sapi limousin yang aslinya dari Prancis,” ujarnya.

Harganya penjualannya yang paling murah Rp15 juta rupiah per ekor dan yang paling mahal seharga Rp100 juta rupiah dengan berat hidup 1 ton yakni jenis simmental.

Ia mengatakan keuntungan membeli hewan kurban di BK Farm, katanya, sapi yang dibeli akan dirawat gratis hingga hari pengantaran atau H-1, dengan biaya transportasi gratis.

“Selain itu, kita ada program gratis berkuda, jadi setiap konsumen yang membeli sapi di BK Farm akan berkesempatan mendapatkan Fun Ride di Stabel BK Farm, dan dapat suvenir berupa mug atau kaos,”jelasnya.

2 Penjualan menggunakan sistem timbang bobot hidup

Penjualan menggunakan sistim timbang bobot hidup (IDN Times/Hilmansyah)

Dikatakan Abduh, penjualan ternak sapi kurban di peternakannya berbeda dengan peternak lainnya, dimana penjualan dengan menggunakan sistem timbang, sehingga pembeli mengetahui bobot hidup hewan ternak kurban yang dibelinya.

“Jadi tinggal pilih sapinya, lalu kita timbang dengan tarif Rp75 ribu rupiah per kilogramnya,” paparnya.

Kelebihan menggunakan sistem timbang ini, katanya, lebih mudah menghitung karkasnya atau dagingnya, kemudian juga memudahkan kosumen menyesuaikan sapi kurban yang dibelinya dengan budget yang dimilikinya.

“Dan bisanya kami selalu memberikan timbang yang lebih, atau ada toleransinya,” jelasnya.

Baca Juga: Kasus COVID-19 di Balikpapan Melonjak, Pesanan Peti Mati Ikut Naik

Berita Terkini Lainnya