TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kasus Kekerasan di Balikpapan 2019 Meningkat Tajam, Ada Kasus Sodomi

Mengulik data kasus UPTD PPA Balikpapan selama dua tahun

Ilustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Balikpapan, IDN Times – Jumlah kasus yang ditangani Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Balikpapan mengalami peningkatan tajam pada 2019 ini. Warga Balikpapan disebut lebih berani melaporkan kekerasan yang menimpa keluarganya.

Meminjam catatan kasus yang ditangani UPTD PPA Balikpapan pada periode Januari hingga 23 Desember 2019, terlihat, ada 37 kasus kekerasan seksual yang terjadi.

Selain itu ada juga Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) sebanyak 22 kasus, sodomi 2 kasus, hak asuh anak 2 kasus, pelecehan seksual 3 kasus, eksploitasi seksual 2 kasus dan nafkah anak ditambah pornografi 3 kasus.

Jika ditotal, sepanjang tahun ini UPTD PPA Balikpapan telah menangani 71 kasus dengan 70 korban.

Para korban itu dibagi ke dalam dua golongan, yakni, anak-anak dan perempuan dewasa.

Jumlah korban anak perempuan ada 43 orang dan anak laki-laki ada 7 orang. Sedangkan korban perempuan dewasa ada 20 orang.

1. Tahun lalu cuma ada 26 kasus kekerasan

Data kasus UPTD Balikpapan periode 2019. IDN Times/Surya Aditya

Jumlah kasus dan korban tersebut mengalami kenaikan drastis jika dibadingkan pada 2018. Tahun lalu, UPTD PPA Balikpapan menangani 22 kasus kekerasan seksual dan KDRT 4 kasus.

Sedangkan kasus sodomi, hak asuh anak, pelecehan seksual, eksploitasi seksual dan nafkah anak ditambah pornografi tidak ada alias nihil.

Artinya, cuma ada 26 kasus yang ditangani UPTD PPA Balikpapan. Dari jumlah tersebut, ada 17 korban yang tertangani, terdiri dari 13 korban anak perempuan, 1 korban anak laki-laki dan 3 korban perempuan dewasa.

Untuk diketahui, semua kasus dan korban dalam dua tahun ini dihimpun UPTD PPA Balikpapan dari enam kecamatan yang ada di Kota Minyak, yaitu Balikpapan Barat, Balikpapan Utara, Balikpapan Tengah, Balikpapan Kota, Balikpapan Selatan dan Balikpapan Timur.

Namun pada periode 2019 ada tambahan. UPTD PPA Balikpapan juga menghimpun data kasus dari warga yang bukan ber-KTP Balikpapan. Sedangkan pada periode tahun lalu tidak ada.

2. Warga disebut lebih berani melapor

Kepala UPTD PPA Balikpapan, Esti Santi Pratiwi. IDN Times/Surya Aditya

Dikonfirmasi mengenai data-data tersebut, Kepala UPTD PPA Balikpapan, Esti Santi Pratiwi membenarkan, ada kenaikan kasus yang ditangani pihaknya pada tahun ini. Dijelaskannya, kenaikan ini dimungkinkan karena dua faktor.

Faktor pertama, para korban kekerasan di Balikpapan lebih berani melaporkan kasus yang dialaminya kepada pihak berwajib.

Faktor berikutnya karena pertumbuhan penduduk di kota ini meningkat pada tahun ini, sehingga kekerasan juga dimungkinkan lebih banyak. Namun, berdasarkan pengamatan Esti, faktor pertama diyakininya lebih mungkin terjadi.

“Mungkin dulu rendah karena minim orang melapor. Tapi sekarang kami lihat orang-orang lebih berani melapor,” jelas perempuan berkacamata itu.

Balikpapan Selatan, sebut dia, menjadi kecamatan yang paling banyak terjadi kasus kekerasan. Hal ini dikarenakan kecamatan tersebut memiliki penduduk lebih banyak ketimbang kecamatan lainnya.

“Balikpapan Selatan ada 14 kasus kekerasan seksual, yang lainnya rata-rata di bawah 10 kasus yang sama,” sebutnya.

Baca Juga: Kasus Asusila di Balikpapan, Bapak Perkosa Tiga Anak Kandungnya

Berita Terkini Lainnya