Bahaya Lahirnya Klaster Baru, IDI Kaltim Minta Pilkada Ditunda
Tiap hari angka positif COVID-19 di Kaltim terus bertambah
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samarinda, IDN Times - Pesta demokrasi lima tahun sekali pada 9 Desember 2020 mendatang dalam baying-bayang virus corona atau COVID-19. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kaltim pun menyarankan jika pilkada serentak di sembilan kabupaten/kota baiknya ditangguhkan. Tujuannya tak lain menghindari penularan yang semakin masif dan lahirnya klaster pilkada.
“Jika melihat dari sisi kesehatannya memang sebaiknya (pilkada) ditunda saja,” ujar dr Nataniel Tandirogang, ketua IDI Kaltim saat dikonfirmasi pada Kamis (24/9/2020) petang.
Baca Juga: Paslon Tunggal, Rahmad-Thohari Dapat Posisi Kanan di Kertas Suara
1. Menyarankan kampanye virtual atau dalam jaringan
Virus corona paling cepat menyebar di kerumunan. Itulah yang menjadi alasan klaster pilkada bisa saja terjadi, lebih-lebih saat kampanye tiba. Kata Nataniel potensinya sangat besar dan tak bisa dihindari. Ketika kampanye terjadi, lazimnya menghimpun orang banyak untuk mendengarkan visi dan misi dari para kandidat kepala daerah/wakilnya.
Lebih berbahaya apabila pelaksanaannya tak ikuti protokol kesehatan. Mulai dari penggunaan masker, jaga jarak hingga cuci tangan.
“Makanya kami sarankan agar kampanye virtual saja,” tegasnya.
Baca Juga: Mencuri Jahe, Buruh Angkut di Samarinda Terancam Penjara 5 Tahun
Baca Juga: Waduh! Petani Kaltim dalam Gempuran Industri Ekstraksi “Emas Hitam”